Indonesiasenang-, Dalam peringatan 25 tahun kiprahnya di dunia fashion, desainer ternama Merdi Sihombing menggelar fashion show bertajuk Simangulampe di Area Sunken, Museum Nasional Indonesia. Acara ini menjadi sorotan dalam rangkaian The Flying Cloth, menampilkan kolaborasi istimewa antara Merdi Sihombing dan Rumah Kreatif Sinar Mas melalui program UMKM binaan mereka, Humbang Kriya.
Fashion show ini tidak hanya menjadi ajang peragaan busana, tetapi juga mengusung pesan keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Koleksi Simangulampe menghadirkan kain Humbang Shibori dengan pewarna alami yang unik, berasal dari limbah dapur Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul, Sumatra Utara.
Sejak 2016, Humbang Kriya telah dikenal menggunakan bahan pewarna alami seperti tanaman dan kayu. Namun, pada 2024, Merdi memperkenalkan pendekatan baru, memanfaatkan limbah dapur seperti kulit kentang, kunyit, wortel, dan buah-buahan.
Diungkapkan oleh Dumasi Marisina M. Samosir selaku Direktur PT Asuransi Sinar Mas dan pembina Rumah Kreatif Sinar Mas bahwa inisiatif ini bisa melibatkan lebih banyak hotel di masa depan, menciptakan sinergi untuk mendukung konsep sustainable fashion.
“Limbah dapur ini direbus hingga menghasilkan warna, lalu kain direndam berulang kali untuk mendapatkan hasil pewarnaan yang maksimal”, ujar Dumasi Marisina M. Samosir.
Acara ini didedikasikan untuk warga Desa Simangulampe, Sumatra Utara, yang terdampak gempa bumi dan longsor pada 2023. Sebagian kain Humbang Shibori dalam koleksi ini dibuat oleh warga desa tersebut, memberikan peluang ekonomi baru bagi mereka. Sebuah film pendek ditampilkan sebagai pembuka acara, menyoroti kisah perjuangan dan semangat para pengrajin dari Simangulampe.
“Kami membantu mereka memulai kembali dengan keterampilan yang memberikan penghasilan”, tegas Dumasi Dumasi Marisina M. Samosir
Sebanyak 15 koleksi busana ditampilkan, memadukan kain Humbang Shibori dengan tenun songket dan ulos karya Merdi. Palet warna alami Humbang Shibori berpadu harmonis dengan warna cerah dari tenun tradisional, dilengkapi dengan aksesori seperti tas berbahan purun dan perhiasan kaca daur ulang.
Inspirasi desain koleksi ini berasal dari sejarah pakaian tradisional Batak dengan sentuhan budaya Melayu, dikemas dalam gaya modern pada model baju kurung yang anggun. “Saya ingin menunjukkan perjalanan budaya pakaian Batak melalui koleksi ini, menggabungkan nilai tradisi dengan keberlanjutan”, ujar Merdi Sihombing.
Fashion show bertajuk Simangulampe ini juga dimeriahkan oleh kehadiran tokoh wanita inspiratif, termasuk Aviliani, Miranda Goeltom, dan Shinta Maruarar Sirait, yang tampil memukau sebagai model runway. Dukungan dari Komunitas Srikandi Bisnis dan Keuangan Indonesia turut memperkuat pesan keberlanjutan yang diusung acara ini.
Dumasi menekankan bahwa kolaborasi ini membuka peluang bagi Humbang Kriya untuk dikenal secara global. “Dukungan luas memungkinkan produk pengrajin kami dikenal hingga mancanegara,” ujarnya.
Melalui Simangulampe, Merdi Sihombing mengajak masyarakat untuk lebih memahami pentingnya keberlanjutan dalam dunia fashion, sembari tetap menghormati warisan budaya lokal. “Ini bukan sekadar fashion show, tetapi juga edukasi tentang sustainability dan budaya Indonesia”, tutupnya.
Fashion show bertajuk Simangulampe ini menjadi bukti nyata bahwa karya kreatif berbasis tradisi lokal dapat membawa dampak global, menjadikan mode Indonesia semakin dikenal di dunia internasional. (fathur; foto hms)