Indonesiasenang-, Diplomasi tak selalu kaku dan formal. Di tangan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, jamuan makan siang kerja atau working lunch bersama Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Ibu Negara Janja Lula da Silva menjelma menjadi perayaan cita rasa dan kehangatan budaya. Bertempat di Istana Merdeka, Kamis siang, suasana pertemuan berlangsung hangat, bersahabat, dan penuh aroma rempah Nusantara.
Santapan dimulai dengan Pecel Kembang, kreasi khas Jawa yang menyajikan sayuran rebus segar dengan bumbu kacang yang harum serta taburan peyek renyah. Keistimewaannya terletak pada bunga-bunga yang dapat dimakan, simbol keindahan dan keberagaman budaya Indonesia. Hidangan ini mencerminkan filosofi gotong royong dan keseimbangan rasa, perpaduan antara pedas, gurih, dan manis yang serasi.
Sebagai hidangan berikutnya, Pindang Serani tampil sederhana namun menggoda. Sup ikan bening ini membawa sentuhan khas pesisir utara Jawa dengan kuah asam segar dari tomat hijau, serai, dan daun jeruk. Rasanya yang ringan namun berlapis aroma rempah menghadirkan nuansa laut tropis yang sejuk seakan menyapa tamu dari seberang samudra.
Menu utama, Iga Bakar Kluwek, menjadi bintang jamuan. Iga sapi panggang yang dimasak dengan bumbu kluwek, bahan khas yang memberi warna hitam dan rasa unik antara gurih, manis, dan sedikit pahit disajikan dengan nasi daun jeruk, acar tomat, serta wortel muda. Setiap suapan memancarkan kedalaman rasa yang hanya bisa ditemukan dalam kuliner Indonesia: kompleks namun harmonis, kuat namun lembut.
Untuk pencuci mulut, para tamu menikmati Chocolate Cake with Mango Mousse, kombinasi sempurna antara kekayaan cokelat dan kesegaran mangga tropis. Hidangan penutup ini menjadi simbol manisnya hubungan dua bangsa yang sama-sama hangat dan penuh warna. Sementara itu, jus jambu segar, serta pilihan kopi dan teh Indonesia hadir melengkapi obrolan santai di meja perjamuan.
Tak hanya lewat makanan, suasana jamuan juga diwarnai oleh alunan musik lembut yang membawakan lagu-lagu Indonesia dan Brasil. Nada-nada itu berpadu menciptakan harmoni, menegaskan bahwa diplomasi bisa berlangsung lewat rasa dan irama, bukan hanya lewat kata.
Jamuan siang di Istana Merdeka ini bukan sekadar pertemuan dua kepala negara, melainkan simbol diplomasi kuliner yang merayakan keberagaman budaya dan rasa. Dari Pecel Kembang hingga Iga Bakar Kluwek, Indonesia menampilkan dirinya sebagai bangsa yang ramah, kaya cita rasa, dan terbuka untuk bersahabat dengan dunia. (dewa; foto bpmi)