Indonesiasenang-, Jakarta – Memasuki usia ke-48 tahun, Teater Koma kembali memikat pecinta seni panggung lewat pementasan terbarunya berjudul Mencari Semar. Lakon ini merupakan hasil kolaborasi dengan Bakti Budaya Djarum Foundation dan akan digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 13–17 Agustus 2025.

Mengusung genre fantasi yang memadukan mitologi Jawa dan narasi futuristik, pementasan ini menghadirkan perpaduan cerita, visual, musik, tarian, dan teknologi panggung modern yang menciptakan pengalaman teater imersif untuk semua generasi.

Kisah Dua Dunia: Futuristik Kekaisaran Nimacha dan Kehidupan Sederhana Semar
Cerita Mencari Semar dimulai di dunia futuristik Kekaisaran Nimacha, sebuah peradaban modern yang hidup berdasarkan “Perintah Utama”. Mereka menciptakan robot-robot canggih untuk melindungi bangsa, namun teknologi yang berkembang pesat justru berubah menjadi ancaman.

Kekaisaran Nimacha, sebuah peradaban futuristik yang hidup berdasarkan Perintah Utama. Ketika Perintah Utama terus diubah, kekaisaran terancam punah. Lima Agen diutus mencari jalan keluar dan menemukan legenda Kalimasada-jimat sakti yang diyakini dapat menulis ulang Perintah Utama. Untuk itu, mereka harus menemukan Semar dan membawanya ke Ruang Putih, tempat ilusi yang menyimpan rahasia Kalimasada.

Bergeser ke dunia Semar, suasana berubah total. Kehidupan asri, nuansa tradisional, dan momen kebersamaan dengan keluarganya—Gareng, Petruk, dan Bagong—terlukis hangat. Namun, kebahagiaan itu pudar ketika Semar tiba-tiba menghilang.

Inspirasi dan Kreativitas di Balik Mencari Semar
Rangga Riantiarno, penulis naskah sekaligus sutradara Mencari Semar, menyebut bahwa lakon ini merupakan karya panjang pertamanya untuk Teater Koma.

“Saya membayangkan dunia pewayangan tanpa bimbingan Semar. Ceritanya terinspirasi dari lakon-lakon wayang Teater Koma sebelumnya, dipadukan kemajuan teknologi yang mendekati fiksi ilmiah. Tradisi menyertakan lirik lagu seperti karya ayah saya, almarhum N. Riantiarno, juga saya pertahankan di sini,” jelas Rangga.

Tata Panggung Futuristik dan Visual Sinematik
Sebagai produksi ke-235 Teater Koma, Mencari Semar menjadi kolaborasi lintas disiplin dengan Deden Bulqini sebagai skenografer. Tata panggung menggabungkan desain futuristik, tata cahaya dinamis, proyeksi visual interaktif, dan elemen multimedia yang memungkinkan transisi cepat antara dunia modern dan dunia pewayangan.

“Kami ingin set panggung menjadi bagian dari dramaturgi, bukan hanya latar. Dengan teknologi proyeksi dan tata suara yang responsif, penonton akan ikut terhanyut dalam alur waktu yang tidak statis,” ujar Deden.

Ciri Khas Teater Koma Tetap Terjaga
Walau sarat teknologi, ciri khas Teater Koma tetap kuat—kostum penuh warna, nyanyian jenaka, tarian teatrikal, dan humor cerdas yang relevan dengan kondisi masyarakat. Pendekatan ini membuat Mencari Semar dapat dinikmati oleh penonton lintas generasi.

Ratna Riantiarno, produser Teater Koma, menegaskan bahwa pementasan ini menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju ulang tahun ke-50 pada 2027.

“Sejak 1977 kami konsisten menghadirkan dua produksi panggung setiap tahun. Dukungan penonton lintas generasi adalah energi yang membuat kami terus berkarya dan tidak pernah titik, selalu Koma,” ungkapnya.

Jadwal dan Tiket Mencari Semar
Pementasan Mencari Semar akan digelar pada:
- 13–17 Agustus 2025, pukul 19.30 WIB
- Sabtu (16 Agustus): pukul 13.30 & 19.30 WIB
- Minggu (17 Agustus): pukul 13.30 WIB

Tiket tersedia di situs resmi Teater Koma dan platform pembelian tiket online dengan harga mulai Rp100.000 - Rp850.000. (kintan; praba)