Indonesiasenang-, Penanggulangan stunting masih menjadi fokus utama Pemkab Sleman dalam pembangunan dibidang kesehatan untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045. Sejak dikeluarkan Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Pemkab Sleman membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten, Kapanewon, dan Kalurahan. Tim ini juga diketuai oleh Wakil Bupati Sleman.
Tren prevalensi balita stunting di kabupaten Sleman berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) saat ini sebesar 4,51 persen, angka ini menurun tajam dibanding tahun 2022 yaitu di angka 6,88 persen. Penanggulangan stunting di Kabupaten Sleman dilakukan melalui bebeapa program Aksi Konvergensi. Salah satu progam yang berbasis instrumen dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan intervensi percepatan penurunan stunting secara terintegrasi dan berkelanjutan.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra Komisi IX DPR RI terus memberikan edukasi pencegahan stunting. Kegiatan yang dikemas melalui Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana Mitra Kerja Di Provinsi D.I. Yogyakarta kembali digelar pada hari Selasa, 6 Februari 2024, di Griya den Joyo, Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Kab. Sleman.
Sebagai narasumber pada Kegiatan Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana Mitra Kerja Di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah Dra. Andi Ritamariani, M.Pd (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi D.I.Yogyakarta), H. Sukamto, SH (Anggota Komisi IX DPR RI), Wildan Solichin, S.IP, MT (Kepala DP3AP2 Kab. Sleman), dan Afif Miftahul Majid, S.Sos. MM (Widyaiswara Ahli Muda).
Program besar generasi unggul yang akan memimpin dan menata negara ini menandai 100 Kemerdekaan RI atau Indonesia Emas 2045 tidak akan berjalan mulus apabila masih ada stunting. Mengingat pentingnya upaya pencegahan stunting, Anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI berpesan kepada masyarakat untuk sebisa mungkin melakukan pencegahan, dimulai dari sekarang.
H. Sukamto SH yang pada Pemilu 2024 maju lagi ke DPR RI melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu menyatakan dukungannya terhadap program percepatan penurunan stunting. Sekaligus dia mengapresiasi kerja keras, kolaborasi dan sinergi semua pihak yang bahu membahu menurunkan angka stunting di Provinsi DI Yogyakarta.
“Menikah jangan terlalu muda atau terlalu tua. Jika punya anak jangan terlalu dekat jaraknya serta jangan terlalu banyak,” ujar H. Sukamto, SH saat memberikan pengarahan pada Kegiatan Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana Mitra Kerja Di Provinsi D.I. Yogyakarta di Griya den Joyo, Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Kab. Sleman.
Ditegaskan oleh H. Sukamto SH bahwa masyarakat Sleman mengoptimalkan 4 strategi utama cegah stunting, sekaligus dijadikan sebagai pedoman pencegahan stunting. Sedangkan yang lain-lain sifatnya hanya tambahan saja.
“Contoh, sejak dini anak-anak dan remaja hendaknya dibiasakan dan suka mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan fisiknya, kelak saat dewasa dan menikah kondisinya sehat”, ujar H. Sukamto SH.
Politisi senior yang oleh DPP PKB diplot sebagai Calon Bupati Sleman pada Pilkada 2024 itu, mengungkapkan kesehatan adalah yang paling utama dan perlu memperoleh perhatian. “Orang kaya apabila tidak sehat maka tidak bisa menikmati kekayaannya. Kesehatan adalah kekayaan yang paling tinggi nilainya”, katanya.
Pada kesempatan yang sama, dalam paparannya Dra. Andi Ritamariani, M.Pd antara lain mengatakan stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun. Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Akibat kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya.
“BKKBN akan terus konsisten dengan program percepatan penurunan stunting dengan menitik beratkan pada pencegahan. Salah satunya melalui kegiatan sosialisasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat. Harapannya angka stunting di DI Yogyakarta saat ini yang mencapai 16,4 persen pada 2024 turun menjadi 14 persen”, kata Dra. Andi Ritamariani, M.Pd. (satria; foto humasbkkbn)