Manis Gurih Jenang Mirah Oleh-Oleh Khas Ponorogo

Tekstur Jenang Mirah yang empuk dan tidak lengket, memiliki cita rasa yang khas perpaduan rasa manis dan gurih menjadi daya tarik penganan ini

Manis Gurih Jenang Mirah Oleh-Oleh Khas Ponorogo

Indonesiasenang-, Ponorogo ternyata memiliki oleh-oleh legendaris, namanya adalah Jenang Mirah. Jenang yang satu ini memiliki tekstur yang berbeda sehingga wajib dijadikan buah tangan ketika pulang berkunjung dari Ponorogo. Jenang Mirah menjadi salah satu kuliner di Indonesia yang juga menjadi oleh-oleh wajib sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan masih eksis hingga hari ini.

Tekstur Jenang Mirah yang empuk dan tidak lengket, memiliki cita rasa yang khas perpaduan rasa manis dan gurih menjadi daya tarik penganan ini. Ternyata Jenang Mirah ini sudah ada sejak tahun 1955, pembuat Jenang Mirah adalah seorang perempuan berusia 75 tahun, beliau bernama Mbah Mirah. Kita dapat mengetahui seperti apa beliau dengan melihat foto yang terpampang di bagian kemasan Jenang Mirah ini, dan kemasan ini menjadi salah satu ciri khas Jenang Mirah.

Awalnya mbah Mirah mulai merintis usaha jenang dengan menjajakannya berjalan kaki kebeberapa tempat, mulai dari pasar, rumah ke rumah, desa, hingga ke stasiun. Lama kelamaan Jenang Mirah mulai dikenal oleh masyarakat dan banyak yang menganggap sebagai oleh-oleh khas Ponorogo.

Meskipun sudah menjadi oleh-oleh khas Ponorogo, pembuatannya masih dilakukan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan tungku dan juga kayu bakar. Resep pembuatan jenang ini sudah secara turun temurun diturunkan kepada anak dan cucunya, dan siapa sangka bahwa usaha jenang ini berhasil mengangkat perekonomian warga di Desa Losari, Kecamatan Jetis, Ponorogo.

Bahan-bahan untuk membuat jenang ini adalah beras ketan, gula jawa, dan juga santan, terbuat dari bahan alami, jenang ini tidak ditambahkan bahan pengawet. Jadi, bahan-bahannya aman, terbebas dari bahan kimia.

Cara pembuatan Jenang Mirah dimulai dengan mencampurkan tepung beras ketan dengan santan dan gula jawa, kemudian diolah di atas tungku hingga warnanya berubah menjadi kecoklatan. Lama-kelamaan olahan ini akan berubah menjadi jenang. Prosesnya memakan waktu yang cukup lama bahkan bisa sampai berjam-jam untuk bisa matang sepenuhnya. Jadi, wajar saja jika harganya sedikit lebih mahal dari jenang pada umumnya.

Pengemasan jenang Mirah dibagi menjadi tiga ukuran, yaitu kecil, sedang dan besar. Jenang ini dapat bertahan hingga berminggu-minggu, jadi cocok jika dijadikan oleh-oleh untuk keluarga atau kerabat dekat saat kembali dari Ponorogo.

Meskipun termasuk kuliner jadul namun tidak membuat Jenang Mirah termakan jaman, cita rasanya yang khas berupa rasa manis dan gurih membuat Jenang Mirah ini menjadi begitu populer. Bahkan tidak hanya terkenal di Indonesia saja, namun sudah bisa merambah pasar luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras dari para TKW dan TKI yang membawa Jenang Mirah sebagai oleh-oleh kepada atasan yang mempekerjakan mereka. Selain itu makanan ini juga kerap dibawa oleh para santri Pondok Modern Gontor dan Pondok Pesantren Ngabar yang berasal dari luar negeri.

Hal ini tentunya menambah daya tarik Indonesia ke berbagai negara lain sekaligus membuktikan bahwa kuliner di Indonesia memang unik dan juga lezat. Selain itu, hal ini juga menambah perekonomian bagi masyarakat Ponorogo yang ikut andil dalam pembuatan Jenang Mirah ini. (rls; foto dok)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.