Indonesiasenang-, Aroma rempah dan rasa autentik Nusantara kembali mencuri perhatian dunia. Kali ini, produk makanan sehat Indonesia sukses menorehkan prestasi di ajang pameran Espacio Food & Service 2025 di Santiago, Cile, dengan mencatat potensi transaksi senilai USD 8,8 juta atau sekitar Rp145 miliar.

Tak hanya itu, partisipasi Indonesia juga membuka peluang kontrak jangka panjang di sektor ritel modern, e-commerce, dan distribusi pangan sehat untuk kawasan Cile dan sekitarnya.

Diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Fajarini Puntodewi, bahwa keunikan rasa dan nilai tambah produk Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen Amerika Latin.

“Produk-produk kita berbasis bahan alami seperti kelapa, rempah, dan kopi, dengan storytelling yang kuat dan identitas yang jelas. Beberapa bahkan mendukung keberlanjutan serta pemberdayaan perempuan melalui sertifikat women-owned preneur”, kata Fajarini Puntodewi.

Produk yang dibawa ke pameran ini bukan sekadar lezat, tapi juga sarat nilai gaya hidup sehat mulai dari gula kelapa organik, cokelat premium, biskuit bebas gluten, minuman kelapa, keripik tempe premium, hingga kopi olahan seperti permen dan kopi instan.

Disampaikan oleh Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Santiago, Indah Fajarwati Bachter, bahwa tren konsumen Cile kini kian berorientasi pada hidup sehat. Produk Indonesia pun masuk tepat waktu.

“Respons pengunjung sangat positif karena produk kita sesuai dengan gaya hidup sehat yang tengah berkembang di Cile. Ini membuka peluang besar bukan hanya untuk Cile, tapi juga negara-negara lain di Amerika Latin”, ujar Indah Fajarwati Bachter.

Selama pameran berlangsung, sebanyak 25 sesi business matching mempertemukan delapan eksportir Indonesia dengan calon importir asal Cile. Sejumlah raksasa ritel seperti Cencosud dan Walmart Cile hingga pelaku usaha sektor hotel, restoran, dan katering turut menunjukkan minat besar.

Paviliun Indonesia yang menempati area 36 m² tampil menonjol dengan desain merah putih. Di bawah koordinasi ITPC Santiago, paviliun ini menampilkan tiga perusahaan besar seperti PT Mayora Indah Tbk, PT Niramas Utama, dan PT Mandala Prima Makmur, serta lima UMKM unggulan seperti PT Azaki Food Internasional, CV Arva Indonesia, CV Pangantama Makmur Abadi, Aliet Green, dan PT Rumah Bahagia Sejahtera (Casa Grata).

Sementara itu Jane Tanuwidjaja selaku CEO Casa Grata, menyebutkan bahwa lebih dari 98 persen pengunjung menyukai produk mereka. “Ini momentum penting bagi kami sebagai UMKM. Dengan dukungan Kementerian Perdagangan, termasuk sertifikasi HACCP, kami siap memperluas pasar ke Cile dan negara lain”, tuturnya.

Menurut Duta Besar RI untuk Cile, Vedi Kurnia Buana, keikutsertaan Indonesia di Espacio Food & Service 2025 bukan sekadar promosi dagang, tetapi juga bagian dari diplomasi ekonomi dan budaya. “Pameran ini memperkuat jembatan rasa antara Indonesia dan Amerika Latin”, katanya.

Lebih dari 1.300 stan dan 35.000 pengunjung memadati pameran tersebut, menjadikannya salah satu ajang industri makanan terbesar di Amerika Selatan. Indonesia tampil sejajar dengan negara seperti Italia, Brasil, Amerika Serikat, Turki, Kanada, Tiongkok, dan Vietnam.

Dengan dukungan skema tarif nol persen melalui Indonesia–Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), produk pangan sehat Indonesia kini semakin kompetitif di pasar global.

Dari kelapa, rempah, hingga kopi, rasa Nusantara kini menembus batas benua, memperkenalkan bahwa makanan sehat tak hanya soal nutrisi, tapi juga tentang cerita, budaya, dan kehangatan dari Indonesia untuk dunia. (dewa; foto hkp)