Majalengka Jaga Tradisi Guar Bumi Sebagai Wujud Syukur

Majalengka Jaga Tradisi Guar Bumi Sebagai Wujud Syukur

Indonesiasenang-, Acara adat Guar Bumi ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat Kabupaten Majalengka dalam rangka menyambut masa tanam pertama agar kelak berkah serta hasil panen bisa melimpah dan tidak ada serangan hama. Guar Bumi sebuah tradisi sebagai kebiasaan atau adat istiadatnya, masyarakat melakukan tradisi ini digelar rutin setahun sekali, tepatnya sebelum datang musim hujan.

Masyarakat Kabupaten Majalengka biasanya melakukan Guar Bumi dengan menggelar hajatan dan pagelaran wayang kulit serta tari topeng. Acara ini juga untuk memohon agar di wilayahnya segera turun hujan, sehingga musim tanam bisa lebih cepat, serta masa tanam bisa dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun.

Guar bumi dimulai dari memanjatkan doa bersama-sama dipimpin sesepuh adat setempat serta dihadiri oleh para sesepuh dan petinggi desa seperti, Kuwu Desa, Camat Kapolsek, Danramil, dan para tokoh masyarakat. Sebelum berdoa warga setempat mebuat sesajen berupa kelapa muda, tumpeng yang bagian atasnya dibubuhi telur ayam kampung atau disebut warga congcot, surutu, gula batu, tangkueh, parukuyan, balagudeng/bajigur tambah kopi, apem, cara, rurujakan (air minum yang sebagian terbuat dari air gula ditambah potongan pisang).

Sesepuh adat menyulut kemenyan sambil memanjatkan doa, yang diikuti oleh warga yang hadir serta pejabat desa dan kecamatan. Doa yang dimohon pada acara ruatan kali ini adalah memohon hujan, serta hasil panen mendatang bisa melimpah dan mensejahterakan masyarakatnya. Usai upacara ritual semua yang hadir menikmati makanan yang dibawa oleh warga, yakni tumpeng dengan lauk pauknya berupa rendang telur, daging ayam, oseng-oseng, mi, dan oreg tempe serta tahu.

Setelah itu pagelaran kesenian dibuka dengan saweran yang syairnya berisi puji-pujian terhadap Allah SWT dan Rosul diikuti oleh sejumlah hadirin, baru kemudian digelar tari topeng yang cukup menghibur masyarakat setempat. Digelarnya topeng dan wayang kulit karena dua kesenian tersebut mengandung unsur magic serta banyak filosofi yang bisa diambil dari kedua kesenian tersebut. Dalam antawacana dalang pada saat pagelaran wayang, banyak doa dan pepatah yang harus ditiru umat manusia.

Tradisi Guar Bumi harus terus dilestarikan dan yang terpenting dalam pelaksanaanya tidak bertentangan serta tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat. Sementara itu di tengah keramaian pagelaran wayang dan topeng tersebut dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan, mereka di antaranya ada yang berjualan surabi, bakso, es, gorengan dan lain-lain. Bahkan banyak pedagang pakaian dan mainan anak-anak. (rls; foto dok)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.