Indonesiasenang-, Kawasan wisata pemandian air Panas Lambongo di Gorontalo diyakini bisa dijadikan destinasi wisata Unggulan. Karenanya dirasakan perlu dilakukan pengembangan kawasan wisata pemandian air panas Lambongo sebagai wisata unggulan di Provinsi Gorontalo.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan komitmen untuk mendukung pengembangan Lombongo sebagai destinasi wisata unggulan Gorontalo. Pengembangan wisata di Gorontalo akan dilakukan pada tiga bidang yaitu pemasaran, destinasi, dan industri kelembagaan.
“Pada bidang pemasaran, yakni menjadikan Manado sebagai tourism hub. Sedangkan untuk bidang destinasi adalah membuat KEK untuk mempercepat deregulasi dan percepatan pengembangan Lombongo”, kata Arief Yahya.
Selain itu, pembangunan juga dilakukan pada bidang industri dan kelembagaan yakni membangun komunitas masyarakat sekitar destinasi wisata. “Hal ini justru yang harus diutamakan paling awal dalam pembangunan masyarakat di sekitar destinasi wisata”, sambung Menpar.
Lombongo, yang merupakan lokasi wisata pemandian mata air panas terletak sekitar 19 km ke sebelah timur dari pusat kota Gorontalo atau bisa ditempuh sekitar 30 menit. Kolam pemandian air panas alami ini bisa dinikmati kerena adanya aktivitas geothermal di sekitar kawasan Lombongo. Lokasinya yang berbatasan dengan hutan konservasi juga merupakan daya tarik tersendiri. Pada kesempatan itu, Menpar beserta para pejabat Kemenpar lainnya, melakukan penanaman pohon yang disebut sebagai pohon asuh. Setelah itu, MenTteri Pariwisata melakukan pelepas liaran burung Maleo.
Selain itu diperlukan pula penanaman pohon yang disebut pohon asuh utuk berkembang liaran burung Maleo yang merupakan endemik khas Sulawesi yang memiliki sifat loyal dan setia, mandiri serta memiliki produktivitas yang tinggi. Burung maleo berkembang biak dengan cara bertelur, ukurannya 6 kali lebih besar dibanding telur ayam. Istimewanya, sejak ditetaskan hingga menetas dari telur, anak burung maleo sudah hidup mandiri.
Penggiat wisata di Lombongo melakukan penyelamatan terhadap telur burung Maleo. Biasanya telur dapat ditemukan di kedalaman tanah sekitar 200 meter, lalu masyarakat sekitar melakukan tindak penyelamatan berupa konservasi sehingga telur terhindar dari serangan predator. Biasanya, masyarakat pelaku konservasi juga melakukan pelepasliaran hewan ini.
“Atraksi di Gorontalo sangat menarik, kita bisa menyaksikan tarian dan nyanyian yang sangat apik. Selain itu, wisata alamnya juga unik, Lombongo merupakan salah satunya”, ujar Arief Yahya.
Sementara itu, Bupati Bone Bolango, Hamim Puo, mengatakan bahwa pihaknya berharap agar seluruh pihak bisa menjadi pendorong pengembangan pariwisata di Gorontalo. “Menpar telah melihat salah satu hewan endemik Sulawesi yakni burung maleo. Sebenarnya masih banyak lagi hewan endemik yang bisa disaksikan disini antara lain hiu paus, monyet Gorontalo, kuskus beruang Sulawesi, babi rusa, dan lain-lain. Kekayaan floranya juga luar biasa. Maka kami bisa mengatakan dengan bangga bahwa Gorontalo sudah siap dikunjungi wisatawan”, ujar Hamim Puo. (rls; foto dok)