Indonesiasenang-, Bagi masyarakat di tepi Danau Klakah alias Ranu Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kreco adalah kudapan yang sudah melekat menjadi menu sarapan andalan. Seperti yang diungkapkan oleh Zaki Zulkarnaen, seksi kuliner kelompok sadar wisata Ranu Klakah saat ditemui di Lumajang, pekan silam.
Kreco adalah keong kecil, yang hidup di air tawardi tepi Ranu Klakah dengan cara menempel di tebing tepi danau. Masyarakat biasa menjaringnya tiap malam. Untuk memudahkan pencarian, warga juga kerap menangkap kreco dengan metode perangkap.
"Caranya menaruh daun kelapa ke dalam danau semalaman, nanti kreco akan menempel dan diambil pada pagi hari," ungkap Sunarwi yang juga seorang penjual kreco. Kreco hasi tangkapan tersebut sebelum di masak harus di rebus dahulu. Karena ukurannya lebih kecil, proses perebusan kreco juga tidak berlangsung lama, hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit.
Setelah direbus, oleh penduduk setempat kreco dibumbui dengan rebusan bumbu rempah sederhana. Penduduk di tepi ranu Klakah menyebutnya sayur kuah kunci. Bumbunya hanya bawang putih dan kunci. Menariknya, tak seperti kudapan sejenis, yang hanya disantap bagian kepalanya. Karena kecil, seluruh tubuh kreco dapat dimakan. Ada beragam olahan memasak kreco selain dengan bumbu kunci semisal di tumis, di sajikan dalam buntuk pepes, atau direbus dengan campuran parutan kelapa.
Kreco mentah bisa ditemui di lapak-lapak warung apung yang berada di tepi Danau Klakah dengan harga per kilogram Rp. 12 ribu. Anda juga bisa meminta pemilik warung memasaknya. Kreco menjadi favorit warga sekitar Danau Klakah untuk sarapan karena proses memasaknya tak lama. Rasanya yang gurih juga membuat nafsu makan di pagi hari meningkat. (rls; foto dok)
