Kora-Kora, Perahu Perang Maluku yang Menjadi Simbol Kejayaan Maritim Nusantara

Kora-kora adalah perahu perang tradisional Maluku yang sarat sejarah dan spiritualitas. Simbol kejayaan maritim Indonesia sejak abad ke-13 hingga kini terus dilestarikan.

Kora-Kora, Perahu Perang Maluku yang Menjadi Simbol Kejayaan Maritim Nusantara

Indonesiasenang-, Dalam semangat menjaga warisan budaya bahari Indonesia, perahu kora-kora kembali mencuri perhatian. Lebih dari sekadar alat transportasi laut, kora-kora adalah ikon kejayaan maritim masyarakat Maluku yang telah mengarungi lautan sejak abad ke-13. Dari medan perang hingga pengangkutan rempah-rempah ke mancanegara, perahu ini merekam sejarah panjang yang penuh makna dan nilai luhur.

Keunikan Konstruksi Kora-Kora
Berbeda dari perahu biasa, kora-kora dirakit tanpa paku menggunakan teknik tradisional warisan leluhur. Material utamanya adalah kayu gofasa, jenis kayu khas Maluku yang terkenal karena kekuatan dan ketahanannya terhadap air. Bentuknya ramping, dengan ujung melengkung tinggi dan deretan pendayung di kedua sisi yang mencerminkan kerja sama dan disiplin.

Tak kalah penting adalah simbol naga di bagian depan dan belakang perahu. Elemen ini melambangkan nilai spiritual dan perlindungan, menjadikan kora-kora sebagai artefak budaya yang bukan hanya fungsional, tapi juga sakral.

Peran Kora-Kora dalam Sejarah Maluku
Kora-kora memiliki peran krusial dalam sejarah sosial dan militer masyarakat Maluku:

  • Alat Perang: Digunakan saat menghadapi penjajahan Portugis sejak awal 1200-an. Kora-kora menjadi armada utama dalam pertahanan laut.
  • Perdagangan Rempah-rempah: Mengangkut cengkeh dan pala ke wilayah Nusantara dan mancanegara.
  • Perburuan Budak: Sebuah sisi kelam sejarah, di mana kora-kora juga dipakai dalam ekspedisi perburuan budak.
  • Upacara Adat: Hingga kini, kora-kora tampil dalam berbagai ritual adat sebagai simbol spiritual dan kesatuan.
  • Transportasi Antarpulau: Di beberapa wilayah, perahu ini masih digunakan dalam kegiatan perdagangan sehari-hari.

Dua Jenis Utama Kora-Kora
Kora-kora terbagi menjadi dua tipe:

  • Juanga: Digunakan oleh sultan, dilengkapi dengan atap di bagian tengah dan hiasan lebih megah.
  • Kudunga: Versi rakyat biasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya Pelestarian Kora-Kora
Meskipun eksistensinya di laut semakin langka, semangat pelestarian terus tumbuh:

  • Festival Kora-Kora digelar rutin sebagai ajang peringatan sejarah dan edukasi generasi muda.
  • Replika dan Dokumentasi dibuat untuk keperluan pendidikan dan pelestarian sejarah maritim.
  • Program pendidikan kebudayaan di sekolah juga mulai mengangkat sejarah kora-kora sebagai warisan penting.
“Menjaga kora-kora bukan hanya soal perahu, tapi menjaga ingatan kita sebagai bangsa pelaut,” ujar seorang budayawan Maluku dalam sebuah festival budaya.

Simbol Abadi Maritim Nusantara
Di tengah arus globalisasi, kora-kora tetap berdiri sebagai simbol ketangguhan, solidaritas, dan identitas maritim Indonesia. Ia menjadi pengingat bahwa laut bukan hanya jalur pelayaran, tetapi juga ruang hidup, saksi sejarah, dan kebanggaan yang tak lekang oleh waktu. (dewa; foto hpm)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.