Sukses Konser Tunggal Perdana, .Feast Tunjukkan Kematangan Artistik dan Koneksi Emosional dengan Ribuan "Kelelawar"

Konser tunggal perdana .Feast di Jakarta International Velodrome sukses besar. Simak bagaimana band indie ini menunjukkan kematangan artistik dan koneksi emosional dengan ribuan penggemarnya.

Sukses Konser Tunggal Perdana, .Feast Tunjukkan Kematangan Artistik dan Koneksi Emosional dengan Ribuan "Kelelawar"

Indonesiasenang-, Ribuan "Kelelawar", sebutan untuk penggemar .Feast, larut dalam kemegahan konser tunggal perdana band ini bertajuk “Pertunjukan Membangun & Menghancurkan” yang digelar di Jakarta International Velodrome pada Sabtu (31/05/2025). Dengan tiket terjual habis dan penonton yang datang dari berbagai daerah bahkan luar negeri, .Feast sukses mengukuhkan diri sebagai salah satu band paling berpengaruh di skena musik independen Indonesia saat ini.

Konser ini menjadi momen penting dalam perjalanan .Feast yang berdiri sejak 2013, beranggotakan Daniel Baskara Putra (vokal, synth), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Dicky Renanda Putra (gitar), Fadli Fikriawan Wibowo (bass), dan Adrianus Aristo Haryo (drum), bukan hanya sebagai perayaan album terbaru mereka, tetapi juga sebagai panggung ekspresi artistik dan sosial yang mendalam. Dengan pendekatan visual dan musikal yang dikurasi secara matang, pertunjukan ini berhasil menyajikan pengalaman teatrikal yang menggugah dan menyentuh, mencerminkan dinamika kehidupan: dari harapan, kemarahan, hingga pembebasan.

Bukan sekadar konser musik, “Pertunjukan Membangun & Menghancurkan” adalah narasi yang terbagi dalam empat babak, menampilkan transformasi .Feast dari band yang nyaris bubar menjadi satu entitas yang lebih matang dan terbuka. “Ini adalah bentuk curhat terbuka kami di hadapan 5.000 orang", kata Adnan Satyanugraha Putra, dalam konferensi pers sebelum konser.

Setiap babak dibuka dengan aransemen baru dari lagu-lagu .Feast, dibalut dengan tata panggung, pencahayaan, dan visual yang memperkuat cerita yang ingin disampaikan. Penampilan .Feast semakin hidup dengan kolaborasi bersama marching band untuk lagu “Gugatan Rakyat Semesta”, serta penari dalam lagu “Tarian Penghancur Raya”. Elemen-elemen ini membuat konser terasa seperti pementasan seni multidisiplin, bukan sekadar pertunjukan musik.

Penonton yang hadir ikut bernyanyi, menari, bahkan melakukan crowd surfing menggambarkan keterlibatan emosional dan fisik yang tinggi dari para penggemar. Lagu-lagu seperti “Langit Runtuh”, “Nina”, dan “Tarot” menjadi puncak emosi malam itu, menciptakan momen keintiman kolektif yang jarang ditemui dalam konser skala besar.

Keberhasilan konser ini menjadi pencapaian luar biasa mengingat keraguan sempat menyelimuti para personil .Feast. Mereka mempertanyakan apakah sudah cukup besar untuk menggelar konser tunggal, apalagi dengan album baru yang mengusung pendekatan lebih personal dan reflektif dibanding karya-karya sebelumnya.

Namun ide dari CEO Antara Suara, Andri Verraning Ayu, untuk melakukan pre-registration membalik segalanya. Sebanyak 30.000 orang mendaftar, menjadi validasi kuat bahwa .Feast telah tumbuh menjadi kekuatan besar dengan basis penggemar yang solid dan luas. Tiket konser pun ludes saat penjualan dibuka.

“Awalnya kami tidak yakin, tapi angka itu memberi kami keberanian. Konser ini jadi tonggak penting, tidak hanya secara karier, tapi juga secara emosional", kata Fadli Fitriawan Wibowo (Awan).

Album terbaru .Feast, yang menjadi tulang punggung konser ini, mencerminkan fase baru band ini lebih kolaboratif, jujur, dan personal. Dari kecemasan terhadap orang tua yang menua, hingga momen kelahiran anak, tema-tema yang dulu dianggap terlalu pribadi kini justru menjadi jembatan koneksi dengan pendengar dari berbagai usia.

"Dulu kami menutup diri dari publik, sekarang kami justru membukanya", ujar Awan.

Pendengar .Feast kini tidak lagi terbatas pada mahasiswa atau aktivis muda, tetapi meluas hingga anak-anak sekolah dan orang tua. Bahkan, beberapa orang tua mengaku merasa terwakili oleh lagu-lagu .Feast yang menyentuh tema pengorbanan demi keluarga.

Konser ini menandai lebih dari sekadar pencapaian komersial. Ia menjadi simbol kelahiran kembali .Feast lebih matang secara musikal, lebih kuat secara internal, dan lebih dekat dengan pendengar mereka. Dengan produksi yang total, narasi yang utuh, dan respons emosional dari ribuan penggemar, “Pertunjukan Membangun & Menghancurkan” menegaskan bahwa .Feast tidak hanya berhasil bertahan, tetapi juga berkembang menjadi kekuatan baru yang terus relevan di kancah musik Indonesia.

Sebagaimana siklus kehidupan yang mereka gambarkan di atas panggung, .Feast telah menghancurkan versi lama mereka, hanya untuk membangun kembali sesuatu yang lebih kuat bersama ribuan kelelawar yang setia terbang bersama (sugali; foto dpkf)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.