Kejamnya Fitnah Dan Ritual Dalam Film HIDAYAH

Sejak awal cerita, film Hidayah produksi Pichouse Films dan Clockwork Films serta diproduseri Rajesh Punjabi sudah memberikan suasana mencekam

Kejamnya Fitnah Dan Ritual Dalam Film HIDAYAH

Indonesiasenang-, Diawal tahun 2023, film horor kembali menjadi sajian yang menjadi favorit para penikmatnya. Tak ketinggalan ditahun 2023 sutradara film Monty Tiwa kembali menyutradarai sebuah film horor berjudul Hidayah. Sempat tertunda penayangannya, kini film Hidayah bisa disaksikan oleh masyarakat pada 12 Januari 2023.

Menggambarkan sebuah pedesaan yang berada di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, dengan keindahan alamnya yang disajikan dengan apik, namun menyimpan kengerian yang mencekam.

Cerita dimulai ketika Bahri (Ajil Ditto) yang baru keluar dari penjara karena sebuah fitnah yang menjeratnya. Ia bekerja disebuah bengkel mobil untuk memulai hidup barunya. Namun suatu hari, temannya dari kampung bernama Hasan (Alif Joerg) datang mencarinya untuk menolong Ratna (Givina Lukita) yang menderita penyakit aneh. Itu membuat suasana desa Mekarwangi, desa asal Bahri menjadi mencekam.

Bahri akhirnya memutuskan untuk pulang dan menolong Ratna. Bukannya sembuh, Ratna akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya saat Bahri berusaha membebaskan Ratna dari iblis yang merasukinya. Apakah sudah selesai ?. Tentu saja belum. Teror semakin terasa setelah Ratna meninggal, dan membuat beberapa warga meninggal secara misterius.

Lalu apakah sebenarnya yang terjadi di desa Mekarwangi ?. Mengapa teror terus menghantui warga meski Ratna telah meninggal ?.

Review Film

Sejak awal cerita, film yang diproduksi oleh Pichouse Films dan Clockwork Films dan diproduseri oleh Rajesh Punjabi ini sudah memberikan suasana mencekam. Wajah Ratna di dalam keranda yang telah dibungkus kain kafan cukup membuat atmosfir kemistisan film ini terasa. Berlatar di sebuah pemakaman di tengah hutan dengan pohon-pohon besar, kesan gelap dan lembab.

Bagi para pecinta hantu pocong, penonton harus bersiap karena kemunculannya yang mengagetkan dan membuat jantung berdegup lebih kencang. Penampilan Ajil Ditto sebagai ustadz yang masih muda, mampu memerankan sosok yang keimanannya sedang goyah. Plot twist yang disajikan juga tak tertebak.

Hanya saja, untuk klimaks dari cerita ini dirasa kurang maksimal. Penyelesaian puncak konflik dirasa kurang greget, karena adegan perkelahian yang hanya sebentar. Selain itu, angle pengambilan gambar yang sebenarnya tidak terlalu spesial membuat film ini agak sedikit seperti tampilan sinetron.

Meski begitu, pesan dari cerita di film ini cukup tersampaikan dengan baik. Bagaimana semestinya kita bisa menyikapi setiap masalah dengan bertabayun, agar tidak mudah menghakimi seseorang.

Dengan point 7 dari 10, Sobat Senang bisa memilih film ini menjadi tontonan bersama keluarga di akhir pekan nanti. Namun perlu diingatkan bahwa ada beberapa adegan yang sebaiknya tidak disaksikan anak-anak dibawah 13 tahun, sehingga perlu pengawasan orangtua. (kintan; foto praba)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.