Indonesiasenang-, Menutup kalender 2025, Kementerian Pariwisata menghadirkan refleksi sekaligus peta jalan masa depan industri wisata nasional melalui terbitnya Jurnal Kepariwisataan Indonesia (JKI) Volume 19 Nomor 2 Desember 2025. Edisi penutup tahun ini dikemas sebagai Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, menampilkan beragam kajian strategis yang menyentuh isu keberlanjutan, teknologi, budaya, hingga inklusivitas dengan tema-tema yang kian relevan dalam lanskap pariwisata modern dan gaya hidup berkelanjutan.
Ditegaskan oleh Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini M. Paham, bahwa JKI terus memperkuat posisinya sebagai rujukan akademik sekaligus sumber inspirasi bagi praktisi dan pemangku kepentingan pariwisata. Harapannya, jurnal ini tak sekadar berhenti sebagai bacaan ilmiah, tetapi mampu melahirkan gagasan konkret yang berdampak pada pengembangan destinasi Indonesia yang berdaya saing dan ramah lingkungan.

Edisi Desember 2025 memuat sepuluh artikel penelitian dengan spektrum tema yang luas. Artikel pembuka mengulas bagaimana teknologi dan komunikasi berperan penting dalam membentuk smart destination yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kepuasan wisatawan. Kajian ini menjadi relevan di tengah gaya hidup digital masyarakat yang semakin menuntut pengalaman wisata yang cerdas, efisien, dan personal.
Isu green tourism turut mendapat sorotan melalui penelitian tentang kawasan heritage Kota Tua Jakarta, yang mengkaji respons wisatawan terhadap inisiatif ramah lingkungan. Dari perspektif konservasi, pendekatan Total Ergonomics Ship ditawarkan sebagai strategi inovatif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, memperlihatkan bagaimana desain dan kenyamanan dapat berjalan seiring dengan prinsip ekologis.
Kearifan lokal juga menjadi denyut penting dalam jurnal ini. Permainan tradisional Kerinci diangkat sebagai model pariwisata berbasis komunitas, memperlihatkan bahwa pengalaman wisata autentik kini semakin diminati seiring tren slow tourism dan meaningful travel. Di sisi lain, riset tentang lanskap smart tourism global 2019–2024 memetakan arah transformasi digital pariwisata dunia, memberi gambaran bagaimana Indonesia dapat mengambil peran dalam ekosistem global tersebut.
Pariwisata pedesaan tak luput dari perhatian. Studi tentang ekowisata Desa Girpasang dan tata kelola integratif Desa Tanjung Boleng menegaskan bahwa desa wisata bukan sekadar destinasi alternatif, melainkan fondasi gaya hidup berkelanjutan yang menghubungkan wisatawan dengan alam dan komunitas lokal.

Dari meja makan hingga dapur tradisi, topik gastronomi diulas melalui konsep circular gastronomy dan peran perempuan Bali dalam industri kuliner di tengah arus globalisasi. Penutup edisi ini menghadirkan kajian perbandingan layanan wisata aksesibel di Pantai Kuta dan Pantai Legian, menegaskan pentingnya pariwisata inklusif sebagai bagian dari gaya hidup modern yang menghargai keberagaman.
Ditambahkan oleh Asisten Deputi Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, bahwa terbitnya JKI edisi Desember 2025 memperkuat komitmen Kemenpar dalam membangun kebijakan pariwisata berbasis riset dan bukti. Lebih dari sekadar jurnal ilmiah, JKI hadir sebagai ruang dialog antara ilmu pengetahuan, praktik industri, dan kebijakan public, sebuah fondasi penting bagi pariwisata Indonesia yang berkelanjutan, inklusif, dan selaras dengan gaya hidup masa kini. (januar; foto bkkp)