Indonesiasenang-, Seni dan Jogja (Yogyakarta) adalah dua hal yang selalu dekat dan ARTJOG adalah salah satu wujud kongkrit dari dua kata tersebut. ARTJOG di inisiasi oleh Heri Pemad seorang seniman dan manajer seni bersama Bambang Toko Witjaksono seorang dosen, kurator, dan seniman. ARTJOG bermula dari Jogja Art Fair yang diselenggarakan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 dan pada tahun 2010 Jogja Art Fair berubah nama menjadi ARTJOG.
Kehadiran ARTJOG telah menjadi katalisator dalam mengembangkan aspek pariwisata berbasis seni dengan mengemas sebuah perhelatan seni rupa kontemporer menjadi tontonan yang populer sekaligus sarana pendidikan bagi khalayak luas. ARTJOG tidak hanya menggelar pameran senirupa tetapi juga menampilkan seni pertunjukan musik, film, dan tari kontemporer.
Disampaikan oleh Heri Pemad selaku Founder dan CEO ARTJOG, dasar dari diselenggarakan ARTJOG yang dikelola Yayasan Hita Pranajiwa Mandaya hingga saat ini jelas bahwa seniman membutuhkan ruang dan itu harus diciptakan sendiri. Dan bahwa pada saat itu ambeiennya pameran banyak didominasi oleh seniman senior dan belum banyak ruang pamer untuk menampung seniman muda. Dan spiritnya adalah bagaimanapun membuat pameran besar yang teroganisir dengan baik supaya seniman yang katanya adalah mahkluk intelektual dalam tanda petik tidak hanya dilihat sebagai seniman yang hanya berbaju nyentrik wira-wiri tetapi tetap mempunyai peran di dalam masyarakat dengan karya seninya.
“Saya merasa bangga bisa menyelenggarakan ARTJOG, dan sekarang di tahun 2024 sudah menginjak 17 tahun dimana sejak tahun 2008 bisa dibilang ARTJOG menolak berhenti dan akhirnya bisa dihitung total 17 tahun penuh dihitung dari tahun 2008 hingga tahun 2024 tidak pernah berhenti karena ini adalah event tahunan. Pada tahun masa pandemi tetap kita helat, bukan nekat tetapi kalau boleh saya katakan ARTJOG itu adalah cara berkesenian kita, jadi sudah menjadi sebuah kebutuhan dimana jika sudah menjadi sebuah kebutuhan kalau berhenti seperti membuat kita lemas”, tutur Heri Pemad pada acara Press Conference Seni Rupa Kontomporer Jogja Road To ARTJOG 2024 “PERFORMA KINESTETIK” di Serambi Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (20/04/2024).
Pada 2023 ARTJOG menggandeng Hendro Wiyanto, kurator dan penulis berbasis di Jakarta, menjadi anggota tim kurator hingga tahun 2025 mendatang dengan menghadirkan kata kunci Motif. Hendro Wiyanto menghadirkan Motif bukan sebagai tema pameran, melainkan sebuah penawaran bagi para seniman untuk ditafsirkan, di mana ARTJOG akan memadukan ide-ide pola karya para seniman, sekaligus mengajak mereka mengungkapkan maksud dan motivasi di balik karya-karyanya.
“Mengapa saya mengambil atau menghadikan kata kunci Motif, karena kata ini seperti hilang dalam tulisan-tulisan seni rupa kita. Saya berfikir kenapa kata Motif seperti hilang, walaupun ada itu pun hanya ada pada satu atau dua karya dan sebatas pada istilah umum yang berarti seperti corak, desain, dan pola yang secara visual bisa kita lihat dengan jelas. Padahal sementara kata Motif itu banyak dipakai oleh contohnya kepolisian atau penyidik seperti Motif Pembunuhan Itu Sudah Diketahui. Artinya kata Motif itu tidak hanya memiliki satu makna”, jelas Hendro Wiyanto.
ARTJOG 2024 juga merupakan penyelenggaraan ARTJOG untuk tahun ke 17, dimana setelah ARTJOG 2023 dengan tajuk Motif : Lamaran, maka pada ARTJOG 2024 diselenggarakan dengan mengangkat tajuk Motif : Ramalan dengan mengajak seniman berkelindan di antara pengetahuan sejarah masa lalu dan ramalan atas masa depan yang selalu penuh kemungkinan, mengimajinasikan peristiwa dan sejarah masa depan.
Disampaikan oleh Heri Pemad, untuk usia ARTJOG yang sudah 17 tahun ini sebenarnya yang bisa menjabarkan adalah para kuratornya yaitu saat ini ARTJOG ini sudah pada tahapan apa dan seperti apa. Jika diibaratkan anak manusia mungkin usia 17 tahun itu anak sekolah SMP yang sedang ngeyel-ngeyelnya dan nakal-nakalnya. Mudah-mudahan ARTJOG nakal terus sehingga bisa nakal bersama-sama dalam arti mengimbangi nakalnya seorang seniman.
“Jadi intinya itu jika kita membicarakan 17 tahun ARTJOG dan pointnya adalah 17 tahun itu kita belum merasa mapan, dibilang berhasil juga belum karena persepsi tentang berhasil itu berbeda-beda. Berhasil jika pengunjung puas, kurator merasa senang sesuai dengan gagasan yang dimunculkan, seniman juga senang, tentunya publik senang dan menjadi sebuah peristiwa yang mempunyai dampak yang makin luas dan semoga ARTJOG dampaknya juga menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru”, pugkas Heri Pemad.
ARTJOG Motif: Ramalan akan diselenggarakan pada 28 Juni-1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta. Menyambung keberlanjutan dari gelaran sebelumnya, ARTJOG kembali menghadirkan program-program pendukung seperti Young Artist Award, ARTJOG Kids, performa•ARTJOG, Exhibition Tour, Meet the Artist, Artcare, serta Jogja Art Weeks.
Road to ARTJOG 2024 - Performa Kinestetik
Mengawali helatan utamanya, ARTJOG mengadakan Road to ARTJOG 2024 - Performa Kinestetik untuk menyapa publik dan rekan-rekan, kali ini khususnya bagi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Agenda ini menghadirkan presentasi karya dari Zulfian Amrullah, seorang arsitek, perupa, dan pengarah artistik. Setelah banyak berkarya dengan bentuk dan fungsi kursi, kali ini Zulfian Amrullah mengeksplorasi berbagai persepsi indrawi, pengadeganan, dan gerakan, sekaligus bereksperimen terhadap peluang narasi yang terus dibangun dari sebuah peristiwa seni. Dialog atas pengalaman tubuh dalam karya instalasi masif ini juga akan diperkuat lewat pertunjukan tari yang dibawakan oleh Siska Aprisia, penari dan koreografer asal Sumatera Barat yang sudah kerap berkolaborasi lintas disiplin.
“Ketertarikan awal saya sebenarnya karena ada beberapa objek yang justru mereka diciptakan mengikuti ergonomis tubuh manusia, dimana benda itu diciptakan memang untuk mensuport tubuh manusia seperti kursi, baju, beberapa kendaraan, dan lain-lainnya. Untuk kursi sendiri memiliki elemen tubuh manusia yang memang fungsinya untuk mensuport tubuh seergonomis mungkin. Dari situlah kemudian jika kursi itu saya gunakan sebagai medium untuk menyampaikan ide, membuat adegan, membuat gestur kita akan melihat tubuh lain seperti melihat tubuh lain yang kemudian menjadi cermin atau memantulkan apa yang biasanya dilakukan oleh manusia tapi kemudian itu dilakukan oleh kursi”, ungkap Zulfian Amrullah.
Road to ARTJOG 2024 - Performa Kinestetik akan berlangsung mulai 20 hingga 30 April 2024 di Galeri Salihara, Jakarta Selatan. Dengan membeli tiket pameran Performa Kinestetik, pengunjung sekaligus akan mendapatkan tiket mengunjungi ARTJOG 2024 secara cuma-cuma. Informasi harga tiket dan cara berkunjung dapat diakses melalui media sosial dan website ARTJOG atau langsung kunjungi tiket.salihara.org . (dewa; foto tcs)