Irsa Destiwi Bawa Jazz Hangat di Tengah Hujan Deras di BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen

Irsa Destiwi memukau di BRI Jazz Gunung Ijen 2025 bersama William Lyle dan Grady Boanerges, tetap bermain meski hujan deras mengguyur

Irsa Destiwi Bawa Jazz Hangat di Tengah Hujan Deras di BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen

Indonesiasenang-, Pianis jazz Irsa Destiwi kembali memikat hati penonton di gelaran BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen yang berlangsung di Amfiteater Taman Gandrung Terakota, Jiwa Jawa Resort, Banyuwangi, Sabtu (09/08/2025). Penampilan musisi yang kini bermukim di Bali itu semakin istimewa berkat kolaborasinya dengan pemain kontra bass asal New York, William Lyle, dan Grady Boanerges di drum.

Tahun ini menjadi kali ketiga Irsa Destiwi mengisi panggung Jazz Gunung Ijen. Baginya, ajang ini bukan sekadar konser, melainkan ruang berekspresi yang memberi porsi besar bagi musisi jazz.

“Pastinya sangat senang setiap kali datang ke sini, tapi khususnya tahun ini, karena banyak performer lain yang juga sangat bagus dan memainkan musik jazz”, ujar Irsa Destiwi.

Dalam penampilannya, Irsa Destiwi membawakan sejumlah karya orisinal, di antaranya Rosy Cheeks, Ballad 22 in Eb, It Could Happen to You, Meet Me Around the Corner, My Name is Ruby, Nascimento, Those 5 Days, hingga Tree House Jazz Trio.

Namun, momen paling dramatis datang ketika hujan deras mengguyur amfiteater. Pertunjukan sempat terhenti, penonton dibekali jas hujan, dan panggung diatur ulang. Bukannya surut, energi Irsa Detiwi justru makin membara.

“Tidak ada cara lain, ya main saja. Karena kami tidak mungkin cut di tengah lagu, kecuali langsung ada badai,” seloroh Irsa Destiwi sambil tertawa.

Ditegaskan pula oleh Irsa Destiwi pentingnya konsistensi festival jazz pada komposisi musik yang disajikan. “Jangan hanya label jazz saja, tapi isinya juga harus jazz. Minimal 60 persen musisi jazz dilibatkan. Di sini pun ada yang tidak jazz, tapi itu oke karena porsinya tetap lebih dari 60 persen”, katanya.

Bermain di panggung terbuka dengan latar alam Banyuwangi menjadi pengalaman tersendiri. Di tengah-tengah alam seperti ini, dan kita bisa main jazz, itu luar biasa sekali. Itu yang membedakan dari festival jazz lain. Biasanya kita main di indoor, tapi di sini bisa outdoor, dekat dengan alam, bahkan kehujanan”, tutur Irsa Destiwi.

Selain menjadi ajang reuni dengan rekan musisi, Jazz Gunung Ijen juga menjadi panggung penting bagi karya orisinal.

“Musisi jazz butuh wadah di mana kami bisa mengekspresikan atau membawakan lagu orisinal di tempat yang tepat, di jazz festival”, pungkas Irsa Destiwi. (sugali; foto bonk)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.