Indonesiasenang-, Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di Asia Tenggara, dan terletak di antara benua Asia dan benua Australia/Oseania, Indonesia kaya akan biodiversitas flora dan fauna yang unik dan menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah Bekantan (Nasalis larvatus) yang merupakan salah satu jenis satwa primata yang ada di Indonesia.
Bekantan monyet unik dari pulau Kalimantan, ada yang menyebutnya monyet Belanda, ada juga memanggilnya monyet hidung panjang. Monyet ini merupakan spesies endemik mendiami hutan bakau (mangrove) di pulau Kalimantan (Indonesia, Malaysia dan Brunei). Sebagai kawasan dengan hutan terluas, tak heran kalau Kalimantan memiliki banyak hewan endemik. Bekantan menjadi salah satu hewan endemik yang berasal dari tanah Borneo yang masuk dalam kategori hewan terancam punah dan dilindungi.
Bekantan tersebar luas di hutan-hutan sekitar muara atau pinggiran sungai di Kalimantan. Di Kalimantan Barat banyak ditemukan di muara sungai terutama di Kabupaten Sambas, Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang. Di Kalimantan Selatan, Bekantan dapat ditemui di daerah hutan rawa, atau muara dan pinggiran sungai Pulau Kaget dan Pulau. Di Kalimantan Tengah mudah dijumpai di Taman Nasional Tanjung Puting, atau di sekitar Sungai Mahakam. Selain itu, Bekantan juga ditemukan di Taman Nasional Kutai serta hutan rawa gambut, Sungai Hitam, dan hutan bakau di pantai Kalimantan Timur.
Bekantan dicirikan oleh bentuk hidungnya yang unik, sehingga mudah dikenal diantara jenis primata lainnya. Selain hidung yang panjang dan besar, spesies ini juga memiliki perut yang buncit. Perut buncit ini akibat dari kebiasaan Bekantan mengkonsumsi makanan yang tidak imbang, selain mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian, biasanya Bekantan memakan pucuk daun mangrove dan tumbuhan paku yang hidup di sekitaran.
Tinggi Bekantan jantan 2 sampai 2,5 kaki (66-72 cm), dan beratnya 16-23 kg, sementara betina 1,7-2 kaki (53-61 cm) panjang dan beratnya hanya 7-11 kg. Ekornya sama panjang dengan badan Bekantan. Hewan ini juga dikenal sebagai hewan yang senang hidup berkelompok 12-27 ekor, ada juga yang memiliki anggota 60 sampai 80 jantan dan betina. Kelompok-kelompok Bekantan tidak memiliki banyak struktur untuk tingkatannya. Sistem sosial Bekantan memiliki dua tingkat, satu kelompok yang anggotanya jantan semua yang terdiri dari anak, remaja dan jantan dewasa. Jantan remaja akan meninggalkan kelompok pada umur sekitar 18 bulan, dan bergabung dengan kelompok yang semua anggotanya jantan.
Bekantan melahirkan satu bayi dalam satu musim, dan periode kehamilan mereka adalah sekitar 166 hari. Biasanya mereka melahirkan bayi pada malam hari dan bayi yang baru lahir memiliki wajah biru dan bulu hampir hitam yang masih jarang-jarang. Di usia 3 sampai 4 bulan terjadi perubahan warna pada anak Bekantan, semua itu menandakan mereka sudah dewasa.
Para betina saling bekerja sama, dimana mereka saling menjaga dan menyusui anak-anak Bekantan lain. Bayi ini baru bisa lepas dari sang ibu setelah satu tahun, di saat sang ibu sudah memiliki bayi lainnya. Bekantan jantan akan mencapai kematangan seksual pada sekitar 4-5 tahun dan betina dalam empat tahun.
Populasi Bekantan di Pulau Kalimantan diperkirakanvterjadi penurunan drastis seiring semakin banyak hutan yang rusak akibat ulah manusia maupun bencana alam. Untuk memastikan berapa jumlah populasi Bekantan, perlu dilakukan survei atau pendataan secara menyeluruh. Tentunya perlu dana dan waktu untuk mewujudkan survei tersebut. (mdr; foto humaskemenhut)