Indonesiasenang-, Musik sebagai media komunikasi dan sarana penyampaian pesan tentang fenomena sosial atau peristiwa personal maupun komunitas begitu mudah terasa dan bisa diterima khalayak umum. Hal inilah yang mendorong musisi asal Kediri yang tergabung dalam Final Fury memperkenalkan eksistenasinya dengan merilis single Agony.
Final Fury terbentuk pada pertengahan tahun 2017 diperkuat oleh Kharisma Octananda Nugraha a.k.a. Ocha (vokal), Azaria Septa Usmany a.k.a. Pablo (Gitar), Sigit Kuswantoro (Gitar), Ade Elfanda a.k.a. Fanda (Bass) dan Sayid Muhammad Bimo Ivanka a.k.a. Bimo (Drum), dengan konsep musik berfokus pada melodic hardcore.
Melodic hardcore sendiri adalah gaya bermusik dengan tempo ngebut, amukan distorsi gitar yang dominan, dan diikuti gaya vokal yang condong ke arah berteriak namun tetap melodius. Konsep bermusik inilah yang dijalankan oleh Final Fury untuk menyampaikan pesan-pesan dalam lagu-lagu mereka.
Single pertama Final Fury berjudul Agony dalam lirik yang disematkan dalam lagu mereka memiliki masalah pribadi tetapi dibahas dari sudut pandang orang lain. Seolah-olah memberikan peringatan, pengertian, dan solusi atas masalahnya sendiri. Dalam liriknya tertulis "pull the trigger, finish this soon, no need talk to much", menggambarkan kondisi paling terpuruk seseorang hingga satu satunya jalan adalah menyerah.
Kenyataan perasaan dalam Agony menceritakan tentang kondisi psikologis seseorang yang hanya bisa diluapkan melalui teriakan hati. Terdesak oleh tudingan sepihak, situasi situasi sempit yang membuat seseorang tersebut tidak memiliki sedikitpun celah untuk membuat pembelaan.
Kedepan Final Fury ingin merilis mini album yang sedang dikerjakan yang diharapkan segera selesai dan tetap berkarya dalam kondisi pandemi Covid-19. Lagu-lagu Final Fury bisa dinikmati melalui kanal youtube mereka, finalfury channel. (rls; foto dok)