Indonesiasenang-, Aroma rempah menyeruak dari Taman Balekambang pada Sabtu (05/09/2025) lalu, ketika Festival Pawon Rempah kembali digelar untuk keempat kalinya. Festival yang diinisiasi oleh Asosiasi Pawon Rempah Solo (Pareso) ini menghadirkan beragam produk berbasis rempah dari lebih 200 pelaku UMKM se-Solo Raya, mulai dari jamu, makanan, minuman herbal, hingga produk kecantikan alami.
Lebih dari sekadar pameran, festival ini menjadi ruang edukasi tentang kekayaan warisan rempah Nusantara. Pengunjung dapat mengikuti demo memasak, workshop pengolahan modern, hingga sesi sejarah yang mengulas bagaimana rempah pernah menjadi komoditas penting yang mengangkat kejayaan bangsa.
Ditegaskan oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, bahwa rempah bukan hanya identitas kuliner, melainkan juga memiliki nilai strategis bagi kesehatan masyarakat. Menurutnya, jamu dan olahan rempah berpotensi besar menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat urban.

“Rempah tidak hanya sekadar bumbu dapur, tetapi juga sumber kesehatan alami yang telah diwariskan leluhur. Dengan menghidupkan kembali tradisi jamu dan inovasi produk rempah, kita ikut menjaga kesehatan masyarakat sekaligus membuka peluang ekonomi”, kata Astrid Widayani.
Ditambahkan oleh Astrid Widayani, Pemkot Surakarta siap mendukung UMKM rempah melalui promosi, pelatihan, fasilitasi perizinan, hingga pemasaran agar mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.
Selain aspek kesehatan, Festival Pawon Rempah juga diarahkan sebagai daya tarik pariwisata Kota Solo. Astrid mengusulkan agar festival ini masuk dalam Kalender Event Tahunan Surakarta, sejajar dengan agenda budaya seperti Solo Batik Carnival atau Festival Payung.
“Kalau kelak Solo punya Kampung Rempah atau rumah produksi jamu, itu akan menjadi etalase wisata baru. Pengunjung tidak hanya datang untuk berwisata budaya, tetapi juga bisa belajar, mencicipi, dan membawa pulang produk kesehatan khas Solo”, jelas Astrid Widayani.

Diungkapkan oleh Yeni Ermaningsih selaku Ketua Umum Pareso, bahwa sejak berdiri, asosiasi ini telah berkembang pesat. Dari awalnya hanya 30 anggota, kini Pareso menaungi lebih dari 200 UMKM herbal se-Solo Raya, dengan 100 di antaranya berasal dari Kota Solo.
“Target kami tahun depan bisa masuk kalender event tahunan agar lebih dikenal luas. Dan pada 2026, di usia lima tahun, kami ingin punya acara mandiri, tidak lagi menempel pada event lain”, kata Yeni Ermaningsih penuh optimism.
Festival Pawon Rempah 2025 tak sekadar agenda tahunan, melainkan momentum kebangkitan rempah sebagai warisan budaya, kesehatan, dan ekonomi. Melalui sinergi pemerintah, komunitas, akademisi, serta pelaku usaha, Solo berharap dapat menempatkan rempah sebagai ikon baru kota: sehat, berdaya saing, sekaligus mendatangkan wisatawan. (ridho; foto hpks)