Indonesiasenang-, Di jantung Tanah Papua, tempat langit biru bertemu lembah hijau dan tradisi hidup berdampingan dengan alam, sebuah peristiwa budaya akbar kembali akan digelar. Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) edisi ke-33 siap menyapa dunia pada 07–09 Agustus 2025 di Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya. Tahun ini, festival bukan sekadar pertunjukan tradisi, tetapi juga penanda pencapaian, pengakuan, dan momentum kebangkitan Papua Pegunungan.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di Red Top Hotel Jakarta pada 06 Agustus 2025, Bupati Jayawijaya, Atenius Murip, S.H., M.H., mengungkap betapa festival ini menjadi kebanggaan bersama dan etalase budaya yang terus hidup dan berkembang. “FBLB bukan hanya milik kami, ini adalah warisan Indonesia untuk dunia”, ucapnya tegas.

Sejak pertama kali dihelat pada tahun 1989, FBLB telah menjadi ajang tahunan yang dinanti banyak pihak: wisatawan lokal, turis mancanegara, pegiat budaya, hingga peneliti antropologi. Tahun ini, festival akan kembali menampilkan atraksi-atraksi otentik seperti perang-perangan tradisional, tarian suku-suku Pegunungan Tengah, bakar batu, serta pameran anyaman noken, ukiran, dan kuliner lokal.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah rencana pemecahan Rekor MURI untuk 1.500 pemain pikon, alat musik tiup tradisional Papua yang terbuat dari bambu kecil dan dimainkan dengan teknik pernapasan khas.
“Setelah mencetak rekor MURI tahun 2019 untuk noken sepanjang 30 meter, tahun ini kami ingin pikon menjadi simbol harmoni dan semangat bersama. Festival ini juga telah masuk dalam Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) dari Kemenparekraf RI”, kata Atenius Murip, S.H., M.H.

Selama tiga hari pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) 2025 para pengunjung akan disuguhkan pengalaman budaya yang mendalam :
1. Hari Pertama (07 Agustus 2025), Pembukaan festival, pemecahan Rekor MURI, atraksi perang-perangan, tarian budaya, dan UMKM show.
2. Hari Kedua (08 Agustus 2025), Workshop budaya, lomba karapan babi, anyaman noken, dan nyanyian rakyat.
3. Hari Ketiga (09 Agustus 2025), Atraksi bakar batu, lomba rakyat, dan hiburan penutup.
Rangkaian acara tak berhenti di sana. Pada 11 Agustus, masyarakat Jayawijaya akan menggelar Karnaval Budaya Lembah Baliem, yang melibatkan ribuan peserta dari pelajar hingga komunitas adat. Mereka akan memeriahkan jalanan kota Wamena dengan kostum adat dari seluruh Indonesia, iringan nyanyian, dan tarian daerah.

FBLB tahun 2025 juga bertepatan dengan perayaan 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya, yang jatuh pada 13 Agustus 2025. Dalam kurun tersebut, pemerintah daerah telah menuntaskan 12 program prioritas, mulai dari Reformasi birokrasi & audit keuangan daerah, Pemulihan jaringan telekomunikasi, Pemberantasan miras & penertiban sajam, Penanganan anak korban aibon, Pembentukan Polisi Baliem & BUMD, Digitalisasi keuangan daerah, dan Dukungan terhadap koperasi, sekolah rakyat, serta kelompok rentan.
Selain 12 program prioritas, masih banyak lain yang telah dilakukan pemerintah daerah, diantaranya dalam mendukung program prioritas Presiden RI, pemerintah daerah telah menggalangkan pembentukan Koperasi Merah Putih dengan launching di Distrik Welesi pada 22 Juli 2025 secara serentak seluruh Indonesia, menyediakan lahan pada tiga distrik (Bpiri, Muliama dan Assotipo) untuk Pembangunan Sekolah Rakyat, penanganan Bencana Banjir, kerjasama dengan Maskapai Sriwijaya Air ruoute Jakarta – Wamena via Makassar dan Timika atas dukungan ibu Wakil Menteri Dalam Negeri, Dr. Ribka Haluk, pembentukan Badan Pendapatan Daerah (Bapemda), Penetapan “Car Free Day”, pemberian bantuan sosial kepada kegiatan keagamaan maupun kelompok petani serta dukungan kepada saudara-saudari orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) dan para Pokja/LSM pemerhati Kesehatan melalui Dinas Kesehatan dan KPAD.
Tak hanya itu, komitmen terhadap kesejahteraan rakyat juga ditunjukkan melalui dukungan terhadap UMKM, pengembangan koperasi Merah Putih, serta penyediaan lahan untuk Sekolah Rakyat.
“Kami ingin mengirim pesan bahwa budaya dan pembangunan bisa tumbuh berdampingan. Jayawijaya tidak tinggal diam”, ujar Atenius Murip, S.H., M.H.

Dengan konfirmasi kehadiran dari 200 turis asing, 63 UMKM, serta dukungan berbagai kementerian, FBLB 2025 diyakini akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan daya saing pariwisata Papua di kancah global. Pemerintah daerah bahkan telah menyiapkan akomodasi lokal, 20 tour guide anak muda Papua, dan pengamanan maksimal di lokasi acara.
Di balik Festival Budaya lembah Baliem ada filosofi hidup masyarakat Papua Pegunungan yang terus terjaga: kesederhanaan, kebersamaan, dan penghormatan pada alam. Bupati Atenius Murip, S.H., M.H., pun menutup sesi konferensi dengan seruan budaya khas Jayawijaya :
“Yogotak Hano, Hubuluk Motok Hanorogo – Hari ini dan esok harus lebih baik dari hari kemarin. Waaa... Waaa... Waaa !”, pungkas Atenius Murip, S.H., M.H. (satria; foto tcs)