Indonesiasenang-, Di tengah kehilangan besar atas wafatnya Wina Armada Sukardi, Festival Film Wartawan (FFW) 2025 justru hadir membawa semangat baru. Festival yang sudah memasuki tahun ke-15 ini tak hanya menjadi ajang apresiasi karya sinema nasional, tetapi juga simbol regenerasi dan transformasi dalam tubuh jurnalisme film Indonesia.
Nama Wina Armada Sukardi begitu melekat dalam sejarah panjang Festival Film Wartawan. Ia bukan hanya tokoh pendiri, tetapi juga penjaga bara semangat festival agar tetap hidup, relevan, dan berpihak pada kualitas serta kritik jurnalis film. Kini, setelah kepergiannya, festival ini memilih tidak berhenti. Justru sebaliknya bergerak maju, dengan semangat yang diwariskan.

“Selama saya masih memimpin di ranah perfilman, Festival Film Wartawan akan terus kami jaga. Ini janji saya kepada almarhum dan kepada dunia film kita”, kata Ahmad Mahendra selaku Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI pada acara Peluncuran FFW 2025, di FX Sudirman, Jakarta (09/07/2025)
Ahmad Mahendra mengenang Wina Armada Sukardi sebagai figur yang bukan hanya berdedikasi, tetapi juga memberi masukan mendalam pada banyak kebijakan perfilman. “Kami sering berdiskusi. Kedekatan kami bukan cuma fisik, tapi batin”, ujarnya.
Spirit itulah yang menjadi landasan FFW 2025 untuk bertransformasi. Mulai tahun ini, nama Festival Film Wartawan Indonesia disederhanakan menjadi Festival Film Wartawan (FFW), sebagai bagian dari reposisi identitas agar lebih mudah dikenali dan diingat publik.

“Selalu ada kekeliruan orang menyebut FFWI menjadi FFI, sehingga tahun ini kami menetapkan nama FFW saja. Ini juga bagian dari pembaruan”, tegas Benny Benke selaku Ketua Panitia FFW 2025.
Transformasi juga diwujudkan dalam pembaruan visual. Sebuah lomba desain logo akan digelar mulai 18 Juli, terbuka untuk masyarakat umum. Logo terpilih nantinya akan menjadi wajah baru FFW ke depan, mencerminkan semangat kolaboratif dan regeneratif.
“FFW bukan hanya milik panitia atau jurnalis, tetapi juga milik publik. Keterlibatan masyarakat sebagai kunci agar festival ini tetap hidup dan dinamis”, jelas Shandy Gasella, yang menangani bagian umum, finansial, dan kesekretariatan.

Berbeda dari festival film lain, FFW 2025 memposisikan diri sebagai ruang kritik. Di sinilah jurnalis film mengambil peran penting untuk memberi refleksi, bukan sekadar selebrasi. Salah satu ciri khasnya adalah sesi nonton bareng yang selalu disukai almarhum Wina Armada Sukardi.
“Di FFW 2025, penonton bisa berdiskusi langsung dengan juri dan sineas. Ini ruang dialog yang langka. Interaksi antara pembuat film, pengkritik, dan publik menjadi napas yang terus dijaga”, kata Shandy Gasella.
FFW 2025 akan diisi beragam kegiatan sepanjang Juli hingga November. Mulai dari lomba logo, podcast film, diskusi dengan sineas, hingga sesi nobar lima film unggulan. Tahun ini juga dibuka Lomba Kritik Film, sebuah ruang baru bagi generasi muda penulis film untuk unjuk gigi.

Panitia juga menetapkan 21 juri awal yang akan menyaring film-film rilis setahun ke belakang, sebelum diserahkan kepada lima juri akhir untuk menentukan pemenang dari tiga hingga lima kategori utama.
LINIMASA Festival Film Wartawan 2025 :
1. Pengumuman Lomba Cipta Logo pada tanggal 18 Juli 2025
2. Kick off penjurian awal dan distribusi voucher untuk nonton untuk 21 juri awal pada tanggal 18 Agustus 2025
3. Podcast Bincang Film pada tanggal 20 Agustus 2025
4. Nobar & Diskusi Film Bersama Sineas pada tanggal 28 Agustus 2025
5. Pengumuman Pemenang Lomba Cipta Logo Festival Film Wartawan 2025 pada tanggal 2 September 2025
6. Pengumuman Pendaftaran Lomba Kritik Film pada tanggal 9 September 2025
7. Pengumuman Nominasi Festival Film Wartawan 2025 pada bulan Oktober/November 2025
8. Nonton Bareng 5 Film Unggulan Bersama Juri - Hari Pertama pada tanggal 4 November 2025
9. Nonton Bareng 5 Film Unggulan Bersama Juri - Hari Kedua pada tanggal 5 November 2025
10. Malam Anugerah Festival Film Wartawan 2025 pada tanggal 15 November 2025

Panitia menegaskan bahwa kepergian Wina Armada Sukardi bukan akhir dari cerita festival ini. Justru menjadi awal dari fase baru. “Kami menyalakan semangat beliau. Dengan logo baru, struktur baru, dan semangat regenerasi, kami ingin FFW jadi festival yang terus menyala,” ujar Benny Benke.
Tribut untuk Wina Armada Sukardi juga hadir dalam bentuk penghargaan khusus yang akan disematkan dalam malam penganugerahan nanti. Sebuah cara untuk menunjukkan bahwa semangat Wina tidak pernah benar-benar pergi.
Festival Film Wartawan 2025 bukan sekadar festival. Ini adalah ruang kritik, arena regenerasi, dan monumen hidup dari komitmen jurnalis film terhadap sinema nasional. Dari rasa kehilangan, lahir harapan baru. (nuralif; foto tcs)