Indonesiasenang-, Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan membawa dampak besar pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Olahraga kini menjadi bagian penting untuk menjaga kebugaran tubuh, namun di sisi lain, risiko cedera pun semakin meningkat. Banyak kasus cedera otot yang ternyata berakar dari masalah pada sistem saraf — bukan sekadar lemahnya otot seperti yang umum diasumsikan.

Hal ini menjadi fokus utama dalam acara DRI CONNECT: Media & Community Day yang digelar oleh DRI Clinic di Bintaro, Tangerang Selatan. Kegiatan ini menghadirkan para pakar di bidang kesehatan, di antaranya dr. Irca Ahyar, Sp.N., DFIDN, Dokter Spesialis Neurologi sekaligus Direktur DRI Clinic, serta Prof. Dr. Nofi Marlina Siregar, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Mengusung tema “Comeback Stronger: Pulih Total dari Cedera, Dimulai dengan Saraf Sehat”, acara ini juga menjadi momentum penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara DRI Clinic dan UNJ.

Fokus Kolaborasi DRI Clinic dan UNJ
Kerja sama ini menjadi langkah nyata sinergi antara akademisi dan praktisi di bidang kesehatan. Melalui kolaborasi ini, keduanya berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan sistem saraf sebagai pusat pengendali fungsi tubuh.

Menurut dr. Irca Ahyar, meningkatnya minat masyarakat berolahraga setelah pandemi juga diikuti oleh lonjakan kasus cedera dan nyeri tubuh. Namun, banyak kasus yang tidak pulih tuntas karena penanganannya hanya berfokus pada otot, bukan saraf.

“Pasien sering datang dengan keluhan yang sama meski sudah fisioterapi atau istirahat. Padahal, sumbernya bukan di otot, tapi di sistem saraf yang belum pulih,” jelas dr. Irca.
Ia menambahkan bahwa terapi yang berfokus pada jalur saraf akan memberikan hasil pemulihan lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

Peran UNJ dalam Edukasi Olahraga Sehat
Sementara itu, Prof. Dr. Nofi Marlina Siregar, M.Pd dari UNJ menyoroti pentingnya edukasi olahraga yang benar untuk mencegah cedera.

“Banyak orang memaksakan diri tetap berolahraga walau tubuh sudah memberi sinyal lelah. Padahal, kurangnya pemanasan dan pemulihan justru menjadi penyebab utama cedera,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya stretching sebelum olahraga, latihan teratur setiap 24 jam, dan berhenti saat tubuh menunjukkan tanda kelelahan.

Cedera Saraf Masih Jadi Masalah Serius
Menurut data yang dipaparkan DRI Clinic, low back pain atau nyeri punggung bawah menjadi salah satu keluhan terbesar di dunia, diikuti dengan cedera akibat olahraga. Di Indonesia, 1 dari 3 orang berusia di atas 40 tahun mengalami gangguan saraf ini, sementara 40% cedera saraf disebabkan oleh cedera otot saat olahraga.

dr. Irca menjelaskan bahwa terapi saraf modern kini tidak hanya mengatasi nyeri, tetapi juga memulihkan keseimbangan sistem tubuh agar pasien dapat kembali beraktivitas tanpa ketergantungan obat jangka panjang.

Tentang DRI Clinic
Didirikan pada tahun 2017, DRI Clinic merupakan pusat kesehatan yang berfokus pada layanan neurologi, rehabilitasi fisik, kedokteran olahraga, dan penyakit dalam. Klinik ini menyediakan berbagai layanan, mulai dari:

  • Konsultasi spesialis dan diagnostik saraf
  • Terapi fisik dan perawatan cedera olahraga
  • Manajemen nyeri dan pemulihan pasca cedera
  • Layanan home visit untuk pasien dengan mobilitas terbatas

Spesialisasi :

  • Neurologi: Melayani evaluasi, konsultasi, dan manajemen nyeri neurologis.
  • Kedokteran Olahraga: Menangani diagnosis dan perawatan masalah terkait olahraga, baik untuk atlet maupun individu yang ingin meningkatkan performa.
  • Rehabilitasi Fisik: Membantu pemulihan fungsi tubuh dan peningkatan kualitas hidup melalui terapi fisik.

Dengan cabang di Cilandak (Jakarta Selatan) dan Bintaro (Tangerang Selatan), DRI Clinic berkomitmen menjadi solusi modern untuk masyarakat yang ingin pulih total dari cedera dengan pendekatan neurologi yang terintegrasi, cek selengkapnya di https://www.driclinic.id.

“Harapan kami, kolaborasi dengan UNJ bisa membantu masyarakat memahami tubuhnya sendiri, mengatasi cedera dengan benar, dan meningkatkan kualitas hidup,” tutup dr. Irca Ahyar.

(kintan; praba; dri)