Indonesiasenang-, Jika ada satu nama yang nyaris tak bisa dikesampingkan dari daftar legenda gitar Indonesia, itu adalah Donny Suhendra. Kiprahnya sebagai pionir jazz fusion dan eksplorator nada menjadikannya ikon yang tak hanya dirujuk oleh rekan sejawat, tetapi juga dijadikan teladan oleh generasi gitaris setelahnya. Kini, tiga tahun setelah kepergiannya, sebuah proyek terakhir darinya akhirnya dirilis ke public sebuah album penuh berjudul Origin.
Dirilis pada 19 Juni 2025 melalui kerja sama antara keluarga Donny Suhendra, label demajors, dan para kolaborator, Origin merupakan proyek yang sempat terhenti karena Donny berpulang pada 2022. Namun, berkat dedikasi dan cinta dari para sahabat seperti Indra Lesmana dan Dewa Budjana, album ini berhasil diselesaikan dalam proses rekonstruksi yang nyaris seperti mengurai pesan dari masa lalu.
Segalanya dimulai dari satu draft lagu berjudul Origin yang dikirim Donny Suhendra kepada Indra Lesmana pada Maret 2021. Ia meminta sang sahabat untuk mengisi bagian keyboard sekaligus memproduseri lagu tersebut. Namun, sebelum album benar-benar rampung, Donny Suhendra meninggal dunia di usia 64 tahun. Tinggallah jejak-jejak musik yang berserakan di dalam hard drive, potongan solo gitar tanpa urutan, file lagu dengan nama berbeda, dan proyek yang terasa seperti puzzle tanpa panduan.

Indra Lesmana dan Dewa Budjana lalu meminta izin kepada Redhy Mahendra, putra Donny Suhendra, untuk melanjutkan dan menyelesaikan proyek ini. Dengan restu yang diberikan, rekonstruksi pun dimulai, dengan menghimpun data rekaman selama hampir enam bulan. Tak satu pun tambahan petikan gitar ditambahkan, semua part gitar dalam Origin adalah 100% murni permainan Donny.
Origin berisi sembilan komposisi yang seluruhnya ditulis oleh Donny Suhendra. Album ini turut menampilkan kolaborasi dengan para musisi besar seperti Tohpati, Agam Hamzah, As Mates, Syaharani, hingga kejutan kehadiran Barry Likumahuwa pada lagu Tamu dari Timur.
Salah satu lagu yang paling menantang dalam pengerjaannya adalah Cintaku Negeri. Hanya tersisa guide vokal dan gitar, namun Indra Lesmana dan Dewa Budjana memutuskan untuk mempertahankan versi asli lirik Donny Suhendra yang dinyanyikan oleh Syaharani, demi menghormati visi almarhum.
Untuk lagu Los Feliz yang dipilih sebagai highlight album, Indra Lesmana menyebutnya sebagai titik masuk terbaik untuk mengenal permainan Donny Suhendra. Lagu ini juga menyimpan kisah personal, diambil dari nama kawasan di Los Angeles, tempat Donny Suhendra dan Indra Lesmana tinggal saat tur JavaJazz tahun 1991.
Tak seperti banyak musisi yang melihat album sebagai produk, Donny Suhendra memperlakukannya sebagai perenungan. Sebagai lulusan Seni Rupa ITB, ia bahkan telah merancang konsep visual album ini, dengan simbol lingkaran sunyata yang menggambarkan kekosongan yang penuh makna. Desain tersebut kemudian disempurnakan oleh Hon Lesmana, istri Indra Lesmana.
“Donny itu spiritual. Lagu Origin itu bahkan dia bilang, pengin ada suasana kayak Mandalorian, padang pasir, angin, dan misteri”, kenang Indra Lesmana.
Lebih dari sekadar penghormatan, Origin adalah dokumentasi penting dalam sejarah musik Indonesia. Donny Suhendra bukan hanya gitaris luar biasa, ia adalah pembuka jalan, pencari suara, dan pemikir musikal.
“Album ini penting buat generasi muda. Donny Suhendra adalah penanda lahirnya gitaris modern Indonesia”, ujar Indra Lesmana.
Sebagai penutup dari rangkaian perjalanan musikalnya, Origin juga akan disertai perilisan fisik dalam bentuk CD, vinyl, dan merchandise, yang hasil penjualannya akan disalurkan untuk keluarga mendiang. Tak berhenti di situ, rencana konser perayaan pun tengah disiapkan, agar karya ini dapat terus hidup dan menginspirasi.
Origin bukan hanya album. Ini adalah pesan terakhir dari Donny Suhendra. Sebuah fragmen jiwa yang kini bisa kita dengarkan, kenang, dan teruskan. (sugalu; foto dpds)