Indonesiasenang-, Di balik kabut lampu panggung dan dentuman bass yang menggema, DJ Stroo akhirnya kembali ke orbit. Setelah cukup lama tak merilis karya solo, sang DJ yang dikenal lewat eksplorasi musik elektronik ini meluncurkan single terbarunya berjudul “Spaceman”, dirilis resmi di bawah label AFE RECORDS pada 17 Oktober 2025. Namun kali ini, Stroo tidak terbang sendirian. Ia mengajak serta Gugun (Gugun Blues Shelter) gitaris sekaligus vokalis yang identik dengan blues rock untuk menembus atmosfer musik yang sama sekali baru.
“Spaceman” bukan sekadar lagu, melainkan pertemuan dua dunia yang jarang bersinggungan, klub malam dan panggung blues. Satu berdenyut dengan beat elektronik dan synth, satu lagi hidup dari sentuhan gitar raw dan soulful. Tapi di tangan dua musisi ini, perbedaan itu justru jadi bahan bakar untuk meluncur ke ruang kreatif yang lebih luas.
DJ Stroo bukan nama baru di dunia musik elektronik Indonesia. Di balik turntable-nya, ia sudah puluhan kali bereksperimen dengan berbagai bentuk bunyi dari house, techno, hingga nuansa acid disco. Namun, di “Spaceman”, dia melangkah lebih jauh. Ia membiarkan blues, soul, dan rock ‘n roll menembus barikade elektronik yang biasanya jadi ciri khasnya.
“Aku memang pengin bikin sesuatu yang beda. Ide awalnya sederhana, aku punya potongan lirik, terus ketemu Gugun di backstage. Dari obrolan santai itu tiba-tiba nyambung, dan akhirnya kita sepakat buat ngelakuin kolaborasi ini”, tutur DJ Stroo
Kebetulan yang menjadi titik tolak sebuah proyek ambisius. DJ Stroo membawa beat-nya, Gugun datang dengan riff gitar dan karakter vokal khasnya. Hasilnya yaitu Spaceman, sebuah perjalanan musik yang terasa futuristik tapi tetap punya jiwa analog yang hangat.
Meski mengangkat tema luar angkasa, lirik “Spaceman” ternyata berangkat dari hal yang sederhana bahkan romantis.
“Sebenernya ini lagu gombalan. Ceritanya tentang seseorang yang merayu pasangannya, dengan gaya sok-sokan jadi penjelajah luar angkasa yang ngajak jalan-jalan ke planet lain”, kata DJ Stroo sambil tertawa.
Lirik berbahasa Inggris yang ringan berpadu dengan groove elektronik dan hentakan gitar yang enerjik. Ada nuansa humor, tapi juga imajinasi luas yang membuat lagu ini seperti undangan untuk menari di orbit.
Proses kreatif “Spaceman” terbilang kilat. DJ Stroo menyusun dasar musik dalam tiga hari, lalu keduanya melakukan workshop intens sehari penuh. Setelah itu, Gugun melakukan pengisian vokal dan gitar di Studio AFE, dalam sesi rekaman maraton sekitar enam jam. Mixing dan mastering diselesaikan hanya dalam tiga hari.
“Kalau dihitung total, produksinya nggak sampai dua minggu. Cuma jadwalnya yang molor karena aku juga lagi ngerjain proyek Sun of Monday, sementara Gugun baru rilis album akustik”, ujar DJ Stroo.
Kolaborasi ini juga mendapat dukungan penuh dari Hendy Ahmad, eksekutif produser AFE Records, yang langsung menyambut ide ini dengan antusias.
Bagi Gugun, proyek ini menjadi pengalaman yang tak biasa. Dikenal sebagai musisi blues-rock sejati, ia justru merasa tertantang ketika harus beradaptasi dengan warna musik elektronik yang asing bagi telinganya.
“Awalnya agak bingung juga. Tapi pas dengar materinya, aku lihat ada ruang buat eksplorasi. Aku isi bagian vokal dan gitar dengan karakter blues-ku sendiri. Hasilnya malah jadi kombinasi yang seru banget”, ungkap Gugun.
Kolaborasi ini memang unik. Elektronik dari DJ Stroo memberi fondasi yang modern dan ritmis, sementara petikan gitar Gugun menambahkan tekstur emosional. Keduanya saling melengkapi, seperti sains dan perasaan yang berpadu dalam satu orbit musikal.
Yang menarik, meski “Spaceman” terdengar modern, DJ Stroo tetap mempertahankan sentuhan vintage analog di setiap lapisan suaranya. Dari gitar yang direkam dengan nuansa 70-an, hingga keyboard dan efek analog yang memberi aroma retro.
“Aku pengin lagunya tetap punya ‘jiwa manusia’. Jadi meskipun elektronik, sound-nya nggak terlalu digital. Lebih hangat”, ucap DJ Stroo.
Dan memang, di antara semua elemen elektroniknya, “Spaceman” terasa hidup, ada groove, ada soul, ada sesuatu yang organik di balik semua bunyi futuristiknya.
Di tengah industri musik yang sering membatasi genre, kolaborasi DJ Stroo dan Gugun menjadi bukti bahwa musik tidak mengenal batas. Bahwa EDM bisa berdansa dengan blues, bahwa turntable bisa beradu cinta dengan gitar tua, dan bahwa ide spontan bisa berubah jadi karya yang kuat.
Kini, “Spaceman” sudah bisa dinikmati di seluruh platform musik digital, lengkap dengan video lirik yang dirilis bersamaan. Lagu ini bukan hanya kolaborasi, tapi pernyataan: bahwa musik Indonesia masih punya banyak ruang untuk bereksperimen.
Seperti kata DJ Stroo di akhir wawancara, “Musik itu harusnya nggak punya sekat. Kita cuma pengin orang dengar dan ngerasain sesuatu. Kalau itu tercapai, berarti misinya sukses”, tegasnya.
Dan di semesta “Spaceman”, dua dunia yang berbeda akhirnya bertemu bukan untuk saling menaklukkan, tapi untuk bersama-sama menari di antara bintang. (satria; foto hsg)