Dirty Ass Rayakan Rilis Manifes dalam Format Vinyl 7 Inci, Gelar Tur ke 4 Kota

Dirty Ass merilis EP Manifes dalam format vinyl 7 inci lewat demajors, dirayakan lewat Manifes Tour Part. 2 ke Depok, Tangerang, Jakarta, dan Serang

Dirty Ass Rayakan Rilis Manifes dalam Format Vinyl 7 Inci, Gelar Tur ke 4 Kota

Indonesiasenang-, Trio garage punk asal Tangerang, Dirty Ass, kembali membuktikan produktivitasnya di kancah musik independen. Setelah lebih dulu hadir dalam format digital pada akhir 2024, EP Manifes kini resmi dirilis dalam format piringan hitam 7 inci melalui kerja sama dengan label rekaman demajors.

Momentum rilis ini tak hanya berhenti di rak koleksi, tapi juga dibawa langsung ke panggung. Bertajuk Manifes Tour Part. 2, Dirty Ass akan berkeliling ke empat kota: Depok (09 Agustus), Tangerang (16 Agustus), Jakarta (30 Agustus), dan Serang (13 September). Menariknya, mereka tak melaju sendirian. Empat band punk dan alternatif dari Tangerang yaitu Tough Love, Beside Home, Supple, dan Junkmail akan bergantian menemani di tiap kota.

Beranggotakan Gerry L. Fauzi (gitar & vokal), Bayu Samudro (drum), dan Gilang Fresandy (bass), Dirty Ass dikenal dengan musik cepat, penuh energi, dan tanpa kompromi. Setelah merilis EP Setubuhi Dirimu Sendiri tahun lalu, Manifes menjadi langkah lanjutan yang menegaskan ciri khas mereka: empat trek cepat dengan raw power dan nuansa in-your-face khas garage punk.

Bagi kolektor dan penikmat musik fisik, piringan hitam Manifes dibanderol seharga Rp175.000 dan bisa langsung didapatkan di setiap gelaran Manifes Tour Part. 2.Setiap pembelian di lokasi tur menjadi pengalaman tersendiri: membeli langsung dari tangan personel, mungkin disertai tanda tangan, atau sekadar ngobrol sebentar sebelum mereka naik panggung.

EP Manifes adalah bukti kalau Dirty Ass tak pernah kehilangan identitas. Dari track pertama hingga terakhir, durasinya singkat, tapi efeknya langsung menghantam dada. Raw power jadi kuncinya, tak ada solo gitar panjang, tak ada jeda santai. Semua dikemas cepat, intens, dan in-your-face.

Bagi mereka, musik bukan soal menuruti tren, melainkan mempertahankan DNA. “Kalau mau dengar lagu lima menit, dengar band lain saja. Dirty Ass bukan itu”, ujar Gilang Fresandy sambil tertawa.

Di luar semua itu, tur ini adalah pernyataan sikap. Dirty Ass ingin menunjukkan bahwa di tengah arus musik digital yang serba instan, rilisan fisik terutama vinyl masih punya tempat. “Vinyl itu bukan cuma musik, tapi sejarah”, ucap GerryL. Fauzy.

Manifes Tour Part. 2 bukan hanya tentang mempromosikan EP atau menjual piringan hitam. Ini tentang menjaga hubungan dengan pendengar lama, merangkul penonton baru, dan membangun jembatan antar-skena. Setiap kota punya ceritanya, setiap panggung punya momentumnya.

Dan seperti yang mereka buktikan sejak awal, Dirty Ass tak pernah main setengah-setengah. Di setiap hentakan, setiap riff, dan setiap teriakan, mereka membawa satu pesan punk masih hidup, dan akan terus hidup selama ada yang mau membuatnya bising. (sugali; foto dpj)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.