Desa Wisata Penglipuran Destinasi Fieldtrip Delegasi GPDRR

Di Desa Wisata Penglipuran, delegasi GPDRR 2022 akan diperlihatkan rumah-rumah dengan arsitektur khusus, yakni arsitektur tahan gempa

Desa Wisata Penglipuran Destinasi Fieldtrip Delegasi GPDRR

Indonesiasenang-, Desa Wisata Penglipuran di Bali merupakan salah satu destinasi yang ditawarkan di paket fieldtrip untuk delegasi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. Desa yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali, itu juga dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Desa wisata ini mengusung konsep pelestarian budaya dan tradisi, serta mengedepankan konservasi lingkungan.

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang bertema “Fostering Collaboration towards Sustainable Resilience” pada 23 hingga 28 Mei 2022 di Bali.

Ajang GPDRR 2022 bertujuan untuk meningkatkan upaya melalui komunikasi dan koordinasi antara para pemangku kepentingan seperti pemerintah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi dan institusi internasional, lembaga swadaya masyarakat, ilmuwan atau akademisi, dan pelaku sektor swasta untuk berbagi pengalaman dalam merumuskan panduan strategis untuk pelaksanaan kerangka global PRB atau Sendai Framework for DRR 2015-2030.

Ketika melakukan kunjungan ke Desa Wisata Panglipuran Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaprekraf) Angela Tanoesudibjo menjelaskan, di Desa Wisata Penglipuran, delegasi GPDRR 2022 akan diperlihatkan rumah-rumah dengan arsitektur khusus, yakni arsitektur tahan gempa.

“Desa Penglipuran ini masuk ke dalam list destinasi pada program fieldtrip gratis yang difasilitasi oleh Kemenparekraf. Kita berharap delegasi bisa menikmati desain arsitektur khusus desa ini, yang bangunannya memiliki struktur, fungsi, dan ornamen yang digunakan turun-temurun”, ujar Angela Tanoesudibjo.

Berkat kebersihan dan kerapiannya, desa seluas 112 hektare ini berhasil menyabet beberapa penghargaan diantaranya Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017, dan yang terbaru, destinasi ini masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

Dalam kunjungannya ke Desa Wisata Panglipuran, Wamenparekraf Angela diterima oleh Kelian Desa Adat Panglipuran I Wayan Budiarta, Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli  I Ketut Kayana, dan Patajuh Bandesa Agung MDA Bali dan Penggerak Desa Wisata I Made Wena.

Turut mendampingi Wamenparekraf, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam; Direktur Tata Kelola Destinasi, Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua; Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.

Desa Penglipuran mengusung patokan adat yang sudah turun-temurun, yakni dibangun dengan Konsep Tri Mandala, di mana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara hingga paling selatan. Di wilayah utara, ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Di sini pulalah tempat beribadah didirikan.

Sedangkan, di bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala. Zona tengah merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama. Dan wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk. (rls; fotohumaskemenparekraf)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.