Indonesiasenang-, Indonesia selama ini dikenal sebagai ladang subur bagi keberagaman ekspresi musikal, termasuk geliat musik eksperimental yang telah tumbuh sejak era 1960-an. Namun, perjalanan panjang genre yang kerap menolak batas ini sering berjalan tanpa identitas kolektif yang jelas. Kondisi itu pula yang mendorong anggota Masyarakat Etnomusikologi Indonesia (MEI), Dani ST, untuk menawarkan sebuah konsep pemersatu: “Soundaland”.
Gagasan tersebut dipresentasikan dalam makalah bertajuk “Menggagas ‘Soundaland’ Sebagai Genre Musik Eksperimental Dari Indonesia” yang lolos kurasi 1st SYMPOSIUM MEI 2025 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ajang akademik itu digelar pada 13–14 November 2025 oleh Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta sebagai ruang diskusi bagi para peneliti dan pelaku musik lintas bidang.
“Soundaland merupakan upaya menghadirkan identitas kolektif bagi musik eksperimental Indonesia. Gagasan ini lahir dari kebutuhan akan nomenklatur yang mampu merepresentasikan keberagaman praktik eksperimental di berbagai wilayah Indonesia”, kata Dani ST dari Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/11/2025).
Konsep “Soundaland” berakar dari istilah paleontologi “Sundaland”, daratan besar prasejarah yang kini menjadi kepulauan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dani mengadaptasi gagasan tersebut sebagai metafora ruang sosial, geografis, dan budaya yang melahirkan keragaman bunyi di Indonesia.
“Saya ingin menegaskan bahwa musik eksperimental Indonesia tumbuh dari lanskap yang khas, baik sosial maupun kultural”, ujar Dani ST.
Melalui metode kualitatif dengan observasi partisipatif, penelitian ini menempatkan peneliti langsung di tengah aktivitas rilisan para pelaku musik eksperimental. Pendekatan tersebut mengungkap dinamika kreatif yang terus berkembang namun belum memiliki payung identitas yang disepakati bersama.
Hasil kajian menunjukkan bahwa komunitas musik eksperimental Indonesia tersebar dari kota besar hingga daerah, namun masing-masing berjalan dengan karakter sonik berbeda. Di sinilah “Soundaland” ditempatkan sebagai istilah payung yang bisa mengikat keberagaman tersebut.
Dani memaknai “Soundaland” sebagai “bebunyian kepulauan” representasi karakter eksperimental yang tumbuh dari keragaman budaya nusantara. Lebih dari sekadar nama, konsep ini dinilai penting karena menawarkan landasan konseptual bagi pengakuan musik eksperimental Indonesia di tingkat nasional maupun global.
Dengan gagasan ini, Dani ST berharap dunia bisa melihat musik eksperimental Indonesia bukan sekadar ragam bunyi yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu ekosistem kreatif yang berbasis identitas kepulauan. (alvin; foto dpd)