Indonesiasenang-, Sepak bola adalah olahraga yang paling populer di dunia. Semua pasti mengetahui semua hal yang bertema sepak bola, seperti nama pemain, klub, serta atribut-atribut yang digunakan oleh kelompok supor ter dalam mendukung tim kebanggaannya.
Banyak orang bergegas ke stadion untuk menyaksikan tim kebanggaan mereka dengan atribut yang bermacam-macam. Biasanya para suporter menggunakan atribut yang bercirikan dengan klub yang mereka dukung. Namun ada hal yang menarik perhatian ketika ada sekelompok pendukung tim sepak bola tidak menggunakan atribut bercirikan klub melainkan menggunakan pakaian-pakaian dari brand premium yang ada di dunia. Ya, mereka menyebutnya sebagai ‘Casuals’.
Casuals muncul pada akhir 1970-an, ketika suporter Liverpool dan Everton memperkenalkan kepada seluruh Inggris pakaian ala Eropa daratan seperti Sergio Tacchini dan Lacoste yang mereka dapatkan saat away day ke Perancis dan Italia.
Casuals merupakan subkultur atau turunan dari Hooligans. Namun casuals memiliki perbedaan dari segi cara berbusana. Gaya Casuals adalah menggunakan pakaian-pakaian yang terbilang premium untuk menyaksikan pertandingan klub sepak bola. Mereka adalah sekumpulan orang dari kelompok pekerja.
Para suporter tersebut menggunakan pakaian dengan brand terkenal dan tidak menggunakan atribut tim tentu bukan tanpa alasan, mereka menggunakannya untuk mengelabui incaran polisi dan untuk menyusup ke kelompok suporter lawan.
Menurut beberapa dokumenter, mereka tidak membeli barang tersebut. Tetapi mereka menjarah dari setiap toko ke toko. Seluruh Inggris dibuat terkejut karena kedua kelompok tersebut menggunakan brand-brand yang tidak ada di Inggris. Pada akhirnya, polisi saat itu tidak begitu memperhatikan kelompok suporter dengan bergaya casuals. Polisi hanya memperhatikan kelompok-kelompok ‘skin head’ yang biasanya suka membuat onar di stadion, ataupun diluar stadion.
Namun, pada akhir tahun 1990-an, trend casuals ini mulai redup dikalangan suporter karena polisi sudah mengetahui dan mengawasi orang-orang yang berpakaian mahal sebagai kelompok suporter sepakbola. Namun, saat memasuki tahun 2000-an, trend casual kembali naik terutama ketika beberapa program televisi di Inggris menyiarkan beberapa film yang menyoroti budaya casual di negara Inggris seperti ID, The Firm, The Football Factory, dan Green Street Hooligans.
Hingga saat ini, trend casuals bukan hanya berada di Inggris, namun seluruh dunia mengetahui trend berpakaian mahal saat menonton pertandingan sepak bola. Kelompok-kelompok suporter di Indonesia juga mengikuti trend tersebut. Akan tetapi, mungkin tujuan kelompok suporter di Indonesia menggunakan pakaian mahal berbeda dengan Casuals yang ada di Inggris yang memiliki tujuan untuk mengelabui polisi. (rls; foto dok)