Indonesiasenang-, Dunia peternakan anabul kembali mencatat sejarah lewat kiprah Calista Beatrice, breeder muda asal Indonesia yang sukses mengharumkan nama bangsa di ajang-ajang Dog Show Internasional. Tiga anjing hasil ternaknya dari trah Bichon Frisé, Apple, Conor, dan Camellia berhasil menyabet gelar bergengsi tingkat dunia, termasuk American Champion, Grand Champion, hingga European Winner.

Prestasi luar biasa ini makin mencengangkan karena ketiganya belum genap berusia dua tahun saat meraih penghargaan tersebut. Bahkan, Camellia sukses menyandang gelar American Grand Champion di usia 9 bulan dan menjadi bintang dalam ajang European Dog Show 2025 di Brno, Republik Ceko dengan meraih predikat Best of Breed dan 3rd Best in Group 9.

“Ini adalah perjalanan yang sangat emosional dan membanggakan bagi saya. Mereka adalah anak-anak dari breeding pertama saya”, kata Calista Beatrice saat ditemui di acara NUSATIC 2025 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (20/06/2025) yang lalu.

Diungkapkan oleh Calista Beatrice yang menaungi kennel Voudecuria, bahwa ketiga anjing ini adalah hasil dari visinya untuk mengenalkan kualitas Bichon Frisé Indonesia ke panggung dunia. Sejak usia tiga bulan, mereka telah dilatih tampil di ring, membangun koneksi dengan publik, dan mendalami disiplin dalam kompetisi.

Langkah mereka tidak berhenti di Nusatic 2025. Conor segera diberangkatkan ke Eropa untuk ditangani oleh handler kenamaan asal Kroasia, Valentina Zupan. Sementara Apple akan bertolak ke World Dog Show bersama handler lokal Agus Riyanto. Camellia sendiri telah lebih dulu mewakili ekspor perdana Voudecuria ke Eropa dan saat ini ditangani oleh Ana Vladimirov di Serbia.

“Saya ingin dunia tahu bahwa breeder Indonesia bisa menghasilkan anjing berstandar dunia. Saya tidak hanya membawa Apple, Conor, dan Camellia. Saya membawa nama Indonesia”, tegas Calista Beatrice.

Disampaikan oleh Nanang Hadi Wijaya selaku Ketua Umum Perkumpulan Kinologi Indonesia (PERKIN), bahwa NUSATIC Nusapet 2025 diikuti sekitar 400 anjing dari berbagai ras, baik untuk kontes agility maupun grooming. Semua anjing yang tampil telah disertifikasi dan membawa kualitas unggulan. “Target kita adalah memajukan kinologi Indonesia agar bisa mendunia”, ujarnya.

NUSATIC tahun ini juga dihadiri peserta dari luar negeri seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Sementara peserta dari Italia batal hadir karena situasi geopolitik di Timur Tengah.

Digarisbawahi oleh Nanag Hadi Wijaya pentingnya pembinaan kualitas dan konsistensi bagi para anggota PERKIN. “Perkin adalah organisasi kinologi satu-satunya di Indonesia yang diakui dunia. Kita ingin semua anggota meningkatkan kualitas anjingnya dan terus aktif membawa nama Indonesia ke ajang internasional”, jelasnya.

Nanang Hadi Wijaya sendiri dijadwalkan berangkat ke World Dog Show di Helsinki pada Agustus mendatang, membawa serta anjing-anjing terbaik, termasuk anjing Kintamani, ras asli Indonesia untuk unjuk gigi di panggung dunia.

Kiprah Calista Beatrice dan para breeder Indonesia lainnya menjadi sinyal kebangkitan dunia kinologi Tanah Air. Lewat kerja keras, komitmen, dan visi global, Indonesia mulai menunjukkan bahwa dunia peternakan anabul tak hanya soal hobi, tapi juga prestasi dan diplomasi budaya. (triyadi; foto zack)