BKKBN Berkolaborasi Dengan FIAKSI Lakukan Upaya Tekan Prevalensi Tinggi Stunting Di NTB

Menyasar keluarga yang berpotensi melahirkan bayi stunting, seperti, kelompok remaja calon pengantin (catin) ibu hamil dan pasca melahirkan serta anak balita dengan kondisi panjang dan berat badan lahir rendah.

BKKBN Berkolaborasi Dengan FIAKSI Lakukan Upaya Tekan Prevalensi Tinggi Stunting Di NTB

Indonesiasenang-, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan berbagai aksi nyata dalam upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya dengan mengadakan kegiatan bakti sosial dan seminar yang bekerjasama dengan Forum Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Seluruh Indonesia (FAKSI).

Seperti diketahui stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Kondisi ini dianggap serius karena penderita stunting tidak hanya mengalami gagal tumbuh, tetapi juga berpengaruh terhadap kecerdasannya. Hal itu menyebabkan anak-anak yang mengalami stunting mempunyai daya tahan tubuh yang buruk sekaligus IQ rendah.

BKKBN bekerjasama FIAKSI menggelar bakti sosial di desa Sukadana, Lombok Utara dan seminar di auditorium fakultas kedokteran universitas Islam Al Azhar Mataram pada 9 - 10 Desember 2023 dengan tema 'Strategi Ketahanan Sistem Kesehatan Dalam Menghadapi Stunting Dan Bencana Di Wilayah Nusa Tenggara Barat', dimana pada acara itu juga dilakukan penyuluhan tentang stunting dan pemberian makanan untuk anak-anak umur dibawah 5 tahun (balita).

Acara bakti sosial dan seminar dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat agar dapat mencegah dan menekan pertumbuhan angka stunting pada anak-anak, salah satunya adalah upaya menekan potensi lahirnya bayi stunting akibat kekurangan gizi kronis. Seminar dan bakti sosial menyasar keluarga yang berpotensi melahirkan bayi stunting, seperti, kelompok remaja calon pengantin (catin) ibu hamil dan pasca melahirkan serta anak balita dengan kondisi panjang dan berat badan lahir rendah.

Angka prevalensi stunting di Nusa Tenggara Barat sendiri mencapai 31,4 persen, dan prevalensi ini jauh di atas prevalensi nasional yang sebesar 24,4 persen. Oleh karena itu penurunan prevelansi stunting merupakan pilar utama bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Karena itu, misi ini perlu melibatkan pihak-pihak di luar pemerintah.

Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi salah satu kunci kemajuan bangsa. Indonesia merupakan negara yang sangat rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan angin puting beliung. Dan pulau Lombok adalah salah satu daerah rawan bencana alam, dimana pada tahun 2018 terjadi gempa bumi yang paling menghancurkan dalam sejarah pulau Lombok.

Diperlukan upaya cepat untuk mendidik masyarakat agar dapat mencegah stunting dan mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana. Upaya ini masih belum kuat karena kelemahan dalam management bencana di Indonesia, seperti kurangnya sumber daya dan kecakapan di daerah.

Melaksanakan penyuluhan dan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting, pendampingan kepada calon pengantin pasangan muda untuk mencegah stunting dan pendidikan tentang tindakan yang benar saat bencana, penyusunan rencana tanggap darurat keluarga, dan partisipasi dalam simulasi evakuasi merupakan langkah langkah kunci yang perlu diterapkan. (nia ; foto humasbkkbn)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.