Indonesiasenang-, Solo – Kota Solo kembali menjadi sorotan dunia pariwisata internasional melalui Bengawan Solo Travel Mart (BSTM) 2025, yang digelar pada 6–10 Mei 2025. Acara ini menjadi ajang strategis memperkuat posisi Solo sebagai pusat destinasi budaya dan pariwisata unggulan Indonesia.
Diselenggarakan melalui kolaborasi antara Kementerian Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, serta DPC ASITA Surakarta, BSTM 2025 mengusung semangat promosi budaya dan penguatan jejaring bisnis wisata. Acara ini diikuti oleh 30 pelaku pariwisata lokal dan 50 buyer yang terdiri dari 30 buyer domestik dan 20 buyer internasional dari Tiongkok, Malaysia, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Vietnam.
Format Lebih Komprehensif: Dari Fam Trip hingga Transaksi Langsung
Berbeda dari sekadar pameran, BSTM 2025 menghadirkan format menyeluruh yang mencakup:
- Fam Trip (Familiarization Trip)
- Business to Business (B2B) Meeting
- Business to Customer (B2C) Interaction
Melalui agenda ini, para buyer diajak menyaksikan langsung potensi wisata Solo sekaligus menjalin kerja sama konkret dengan pelaku lokal.
Jelajah Destinasi Unggulan Solo
Peserta fam trip mendapat kesempatan menikmati sejumlah destinasi wisata utama Solo, seperti:
- Taman Balekambang
- Studio Musik Lokananta
- Kampung Batik Kauman
- Pura Mangkunegaran
Tak hanya disuguhi atraksi budaya, mereka juga mencicipi pengalaman wellness tourism dan gastronomi khas Solo yang kini tengah naik daun di pasar global.
Dukung Promosi Wisata & Ekonomi Nasional
Menurut Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, BSTM 2025 adalah langkah nyata dalam mengakselerasi pertumbuhan sektor pariwisata, khususnya menjelang musim libur sekolah.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk wisata, mendorong perjalanan wisatawan nusantara, dan memperkuat ekonomi nasional,” ujar Ni Made, Minggu (11/05/2025).
Lebih dari Ajang Promosi, Ini Wajah Baru Pariwisata Solo
Dengan pendekatan kolaboratif dan strategi promosi terpadu, Bengawan Solo Travel Mart 2025 tak hanya memperluas jaringan bisnis, tetapi juga memposisikan Solo sebagai kota budaya modern yang siap bersaing di pasar pariwisata internasional.
BSTM menjadi bukti bahwa pariwisata Solo bukan hanya soal warisan sejarah, tetapi juga inovasi dalam memadukan budaya, bisnis, dan pengalaman wisata yang autentik. (satria; foto hkprw)