Indonesiasenang-, Grup pop Indonesia, BASEJAM, kembali muncul dengan kejutan menjelang akhir 2025. Band yang sudah lebih dari tiga dekade berkarya ini merilis ulang lagu legendaris “Pamer Bojo” sebagai penghormatan untuk maestro Pop Jawa, Didi Kempot. Rilisan ini menandai momen penting di perjalanan musikal mereka dengan menggarap ulang karya legenda dengan pendekatan pop modern tanpa meninggalkan karakter aslinya.
BASEJAM membawa “Pamer Bojo” ke arah suara yang lebih segar. Warna pop khas BASEJAM dikawinkan dengan nuansa medok Pop Jawa, menghasilkan interpretasi baru yang tetap menghormati struktur asli lagu. Vokal Sigit dan Alvin memberi dinamika baru yang lebih melodis tanpa menghilangkan rasa getir yang menjadi ciri utama karya Didi Kempot.
Menurut Sita, ide ini sebenarnya sudah muncul sejak beberapa tahun sebelumnya. “Kalau di panggung kami sering bawakan, tapi untuk direkam dan dirilis, ini pertama kalinya. Kami ingin tetap terdengar BASEJAM, tapi tidak menghilangkan pesan lagunya”, katanya.

Dalam proses memilih lagu mana yang layak diaransemen, Alvin mengakui bahwa “Pamer Bojo” langsung menempati posisi teratas. “Inti cerita lagu ini paling menggambarkan esensi Pakde Didi sebagai Godfather of Broken Heart”, ujarnya.
Oni, yang berasal dari Jawa, menyatakan kebanggaannya terhadap hasil akhir aransemen tersebut.
“Cukup baru, tapi tetap BASEJAM. Dan tetap ‘Pamer Bojo’. Itu poinnya”, ucapnya.
Salah satu hal paling unik dari proyek ini adalah kolaborasi lintas wilayah.
- Penyanyi: BASEJAM (dengan anggota Jawa & Sunda)
- Pengarah vokal: Bakhès Igirisa (Sulawesi)
- Aransemen musik: Figgy Papilaya (Ambon)
- Penata suara: Bennytho Siahaan (Batak)
Alsa menggambarkan kolaborasi ini sebagai pengalaman yang “tak ternilai”. “Walaupun Pakde Didi sudah tidak ada, karyanya masih menyatukan banyak orang”, katanya.

“Pamer Bojo” bukan soal pamer semata. Lagu ini memotret sakit hati seseorang yang belum move on, namun mantannya sudah bahagia dan memamerkan pasangan baru. Hal ini tercermin dari lirik-lirik pedih seperti:
Cidro janji tegane kowe ngapusi
Nangis batinku nggrantes uripku
Sigit bahkan harus belajar memahami bahasa Jawa agar emosinya benar-benar menyatu dengan lagu. “Ini rekaman paling medok yang pernah aku lakukan,” tuturnya sambil tertawa.
Dengan napas pop modern, harmonisasi vokal yang lebih kaya, dan sentuhan elektronik ringan, versi BASEJAM memberikan kehidupan baru pada salah satu lagu patah hati paling ikonik di Indonesia. Elemen kejutan pun muncul dalam beberapa bagian aransemen yang belum pernah mereka hadirkan di karya-karya sebelumnya.

“Pamer Bojo” versi BASEJAM kini resmi dirilis di seluruh digital streaming platform. Interpretasi baru dari lagu klasik ini bisa jadi salah satu rilisan pop paling menarik menjelang akhir tahun 2025 dan sebuah tribut indah untuk Didi Kempot. (sugali; foto hbj)