Indonesiasenang-, Setelah hanya sehari tayang di bioskop, Air Mata di Ujung Sajadah 2 (AMDUS 2) langsung menciptakan gelombang emosional di seluruh Indonesia. Film produksi Beehave Pictures yang resmi rilis pada Kamis, 23 Oktober ini tak butuh waktu lama untuk menunjukkan taringnya, hari kedua penayangan, jumlah layarnya langsung ditambah di berbagai kota. Alasannya sederhana: animo penonton membludak, dan bioskop kembali menjadi ruang “menangis berjamaah” bagi banyak keluarga.
Kesuksesan cepat ini melanjutkan jejak fenomenal film pertamanya (2023) yang sukses menggaet 3,1 juta penonton. Sekuelnya kini kembali menjadi magnet bagi mereka yang rindu kisah keluarga penuh kehangatan dan air mata.
Di hari pertama penayangan, linimasa media sosial dipenuhi video dan komentar dari penonton yang keluar bioskop dengan mata sembap. Tak sedikit yang mengaku tak kuasa menahan tangis bahkan setelah film usai.
“Lebih sedih dari film pertamanya, tapi juga lebih hangat. Aku nangis dari tengah film sampai akhir karena benar-benar ingat sama mama”, tulis seorang penonton di X (Twitter).
“Nonton bareng ibu, dan kami berdua nangis bareng. Rasanya kayak melihat diri sendiri di layar”, ujar penonton lain di Instagram.
Fenomena ini melintasi generasi, mulai dari para ibu yang merasa kisahnya terwakili, hingga remaja sekolah yang ikut hanyut dalam cerita. Di banyak bioskop, suasana haru menjadi pemandangan umum, layar lebar seolah menjadi cermin yang menampilkan kerinduan, penyesalan, dan kasih sayang dalam bentuk paling jujur.
Disutradarai oleh Key Mangunsong dan diproduseri oleh Ronny Irawan, Air Mata di Ujung Sajadah 2 kembali menggandeng trio pemeran utama favorit: Titi Kamal, Citra Kirana, dan Faqih Alaydrus, bersama Daffa Wardhana, Jenny Rachman, dan Mbok Tun.
Film ini tidak hanya menyoroti konflik dua ibu dan satu anak, tetapi juga memaknai ulang arti keluarga dan pengorbanan. Banyak penonton menyebut sekuel ini terasa lebih dalam dan personal dibanding pendahulunya, kisah yang tak sekadar membuat menangis, tetapi juga memeluk perasaan dengan hangat.
Atmosfer emosional film ini juga diperkuat oleh deretan soundtrack yang menggugah, seperti “Cinta Untuk Mama” (Farel Prayoga), “Bintang-Bintang” (Keke Adiba & Yogie Nandes), “Bukan Lagi Rumahmu” (Andmesh), dan “Pura-Pura Bahagia” (Fadhilah Intan). Musiknya mengalun lembut, menjadi latar yang sempurna bagi tiap adegan kehilangan dan rekonsiliasi.
Dengan awal yang begitu kuat, Air Mata di Ujung Sajadah 2 tampak siap menempuh perjalanan panjang di layar bioskop. Tak hanya mengundang air mata, tapi juga menghadirkan momen reflektif bagi siapa pun yang pernah mencintai dan kehilangan.
Film ini kini tayang di seluruh bioskop Indonesia. Siapkan tisu, karena Air Mata di Ujung Sajadah 2 bukan sekadar tontonan, melainkan pengalaman emosional yang mungkin akan membuatmu memeluk orang terdekat lebih lama malam ini. (kintan; foto amdus)