AIR : Courting A Legend, Awal Mula Sepatu Yang Menjadi Ikon Dunia

AIR : Courting A Legend film berlatar pada tahun 1986, bercerita tentang Sonny Vaccaro yang menginginkan Michael Jordan menjadi brand ambassador

AIR : Courting A Legend, Awal Mula Sepatu Yang Menjadi Ikon Dunia

Indonesiasenang-, Sebuah film biopik terbaru yang disutradarai oleh aktor kawakan Hollywood, Ben Affleck berjudul AIR: Courting A Legend resmi tayang pada 5 April 2023. Ditulis oleh Alex Convery, film ini dibintangi sederet aktor dan aktris, diantaranya Ben Affleck, Jason Bateman, Matt Damon, Viola Davis, Chris Tucker dan masih banyak lagi.

AIR : Courting A Legend bercerita tentang Sonny Vaccaro (Matt Damon) yang bekerja disebuah perusaahaan sepatu Nike. Berlatar pada tahun 1986, Sonny menjadi orang yang sangat gigih menginginkan pebasket muda asal Broklyn,New York, Michael Jordan untuk menjadi brand ambassador produknya. Masalahnya, Michael Jordan saat itu sudah memiliki brand sepatu favorit yang merupakan pesaing dari Nike, yaitu Adidas dan Converse, dimana brand-brand tersebut ada diperingkat teratas penjualan.

Banyak yang menyangsikan Sonny dapat menggaet Michael Jordan karena keterbatasan biaya, syarat-syarat yang sulit diwujudkan oleh perusahaannya. Namun karena keyakinannya, hingga rela mempertaruhkan kariernya, Sonny perlahan bisa meyakinkan atasan dan rekan kerjanya. Hal-hal yang tak boleh dilakukan, bahkan Sonny langgar. Menemui orang tua Jordan di kediaman mereka, hingga sengaja melakukan pelanggaran peraturan yang ditetapkan NBA yang membatasi model sepatu para atlet basket.

Tak disangka, pihak Michael Jordan menyetujui kesepakatan setelah memberi persyaratan yang cukup membuat pusing pihak Nike. Bahkan sepatu Air Jordan berhasil menghasilkan dari seratus juta dollar AS pada tahun pertama penjualan. Nike juga berhasil membeli Converse pada 2003. Lalu, apa sebenarnya yang Sonny tawarkan kepada pihak Michael Jordan hingga ia merasa yakin bahwa ia akan berhasil ?.

REVIEW FILM
Sejatinya film ini memiliki rating yang cukup tinggi dibeberapa review seperti IMDb yang memberikan skor 7,9/10. Hal ini bisa cukup dipertimbangkan terutama buat kamu yang suka sekali dengan film biopik. Mengetahui sejarah dari seseorang atau perusahaan yang dikenal besar saat ini. Namun izinkan tim Indonesia Senang kali ini untuk memberikan sudut pandang lain yang mungkin bisa menjadi pertimbanganmu ya Sobat Senang !.

Sejak awal film, sejatinya film ini sudah diawali dengan penampilan Matt Damon sebagai Sonny yang sedang memikirkan usaha untuk menaikkan penjualan Nike. Berbagai cara dia lakukan, salah satunya mencari pemain basket yang dinilainya mampu mendongkrak penjualan Nike.

Peran-peran yang mainkan sudah cocok, tidak ada masalah. Namun bagi orang yang menyukai ketegangan dan adrenalin, kamu harus mau bersabar untuk menyaksikan percakapan disetiap dialog. Diselingi jokes-jokes ala Amerika yang bagi sebagian orang masih butuh mikir, suasana masih bisa cair dengan kehadiran Chris Tucker yang berperan sebagai Howard White. Ciri khas guyonannya membuat penonton cukup tergelak disela aura stress yang melanda Sonny. Belum lagi Ben Affleck yang berperan sebagai Co Founder Nike yang memiliki gaya hidup unik cukup menghibur.

Berdurasi selama 112 menit, bagi mimin yang menanti konflik-konflik yang menegangkan, tak cukup terpuaskan. Mungkin memang Ben Affleck yang juga menjadi sutradara disini memang ingin mengemasnya lebih natural dan sesuai cerita aslinya, sehingga menghindari penambahan cerita.

Selain itu, di film ini bisa jadi memang lebih menekankan untuk menunjukkan sisi bisnis, dimana proses melobi sesuatu untuk mendapatkan kerjasama yang diinginkan tidaklah mudah. Ini nampak dari tanpa hadirnya sosok pemeran Michael Jordan secara intens. Sosoknya hanya digambarkan melalui pengambilan angle yang menyorot punggung dan bagian samping si pemeran. Bahkan tidak ada dialog bagi pemeran Michael Jordan disini.

Disayangkan sebenarnya, karena ia adalah salah satu tokoh penting juga dalam proyek ini. Justru sosok sang ibu dari Michael Jordan yang diperankan Viola Davislah yang lebih menonjol sebagai penentu apakah anaknya bisa bergabung dengan Nike atau tidak. Tapi hal ini tidak menutupi penggambaran bagaimana sebuah perusaaan yang memiliki SDM dengan pemikiran yang kuat terus berusaha meraih mimpinya. Hal yang mustahil awalnya, membuka jalan yang awalnya mustahil pula menjadi benar-benar terjadi. Ketika si nomor 3 dirasa tak mungkin menjadi nomor 1, terpatahkan karena usaha maksimal.

Well, untuk film AIR : Courting A Legend kali ini tim Indonesia Senang memberi nilai 6 dari 10 nih. Tentunya kamu akan bisa melihat dengan sudut pandang yang lain jika menontonnya secara langsung. Siapkan tiketmu dan selamat menonton !. (kintan; foto mgm)


Share Tweet Send
0 Komentar
Memuat...
You've successfully subscribed to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Great! Next, complete checkout for full access to Indonesia Senang Dot Com - Semampu kita bisa dan lakukan keSENANGanmu
Welcome back! You've successfully signed in
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.