Indonesiasenang-, Kejuaraan Anggar Asia atau Asian Fencing Championships (AFC) 2025 resmi dimulai pada Selasa malam (17/6), ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Presiden Konfederasi Anggar Asia (FCA), Sheik Salem bin Sultan Al Qasimi, di Bali International Convention Centre, Westin Resort Nusa Dua.
Event prestisius ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia, khususnya Bali, yang kembali dipercaya menjadi tuan rumah ajang anggar terbesar di Asia setelah 20 tahun. Dalam seremoni pembukaan, hadir sejumlah tokoh penting dunia olahraga, termasuk perwakilan dari Kemenpora RI, Suyadi Pawiro dan Ferry Yuniarto Kono, serta petinggi federasi anggar dari tingkat internasional dan regional.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PB Ikasi Amir Yanto menekankan bahwa AFC 2025 bukan hanya ajang perebutan medali. Lebih dari itu, kejuaraan ini merupakan bagian dari strategi besar pengembangan olahraga nasional, sekaligus panggung diplomasi antarbangsa.
“Kami menyadari bahwa mencetak atlet berprestasi bukan pekerjaan sehari semalam. Diperlukan proses pembinaan yang berkelanjutan, mulai dari pembudayaan hingga pembinaan prestasi secara sistematis”, kata Amir Yanto.
Ditekankan oleh Amir Yanto pentingnya nilai-nilai yang melekat dalam olahraga anggar seperti etika, kehormatan, dan sportivitas yang diyakini mampu memperkuat hubungan antarbangsa di tengah gejolak krisis global.
Kondisi geopolitik yang tengah memanas, khususnya di kawasan Timur Tengah, memberikan dampak langsung terhadap kehadiran peserta. Beberapa negara dan perwakilan juri dikabarkan batal datang ke Bali karena situasi keamanan.
“Mari kita doakan semuanya dalam keadaan sehat dan selamat. Semoga dunia kembali damai dan olahraga bisa menjadi penghubung yang mempererat solidaritas”, imbuh Amir Yanto.
AFC 2025 yang berlangsung dari 17 hingga 23 Juni diikuti 426 atlet dari 27 negara Asia. Indonesia menurunkan 25 atlet terbaik hasil seleksi nasional dan Pelatnas sejak awal Juni, yang akan bertanding di tiga nomor: foil, saber, dan epee, baik individu maupun beregu.
Di tengah persaingan ketat, tuan rumah mengusung misi ganda: prestasi dan promosi. Dengan atmosfer Bali yang kuat akan daya tarik wisata, ajang ini pun menjadi bagian dari promosi sport tourism Indonesia.
“Kami percaya olahraga dan pariwisata bukan hal yang berdiri sendiri. Keduanya tumbuh berdampingan, saling menguatkan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat”, tegas Amir Yanto.
Pembukaan AFC 2025 juga menampilkan tarian bertema anggar hasil kreasi seniman Bali serta parade pengibaran bendera 27 negara peserta. Hadir pula sejumlah tokoh olahraga dunia seperti Presiden Konfederasi Pan Amerika Vitaly Logvin, Sekjen Federasi Anggar Internasional (FIE) Gulnora Saidova, dan Ketum KOI Raja Sapta Oktohari, yang memberikan legitimasi kuat terhadap penyelenggaraan ini.
AFC 2025 menjadi bukti bahwa Indonesia tak hanya mampu bersaing dalam arena olahraga, tetapi juga piawai merangkai momen-momen sport sebagai bagian dari diplomasi lunak dan penguatan daya saing pariwisata. Kini, perhatian publik akan tertuju pada performa atlet anggar Merah Putih, mampukah mereka mencetak sejarah baru di rumah sendiri ?. (ridho; foto hkpo)