Indonesiasenang-, Sebanyak 22 lukisan abstrak dengan kisah dan visual yang memukau karya pelukis muda Adikarya Vanindra “Jalu” dipamerkan dalam pameran tunggal bertajuk “Gateway to Happiness” di Hadiprana Gallery, Minggu malam, 23 November 2025. Acara pembukaan berlangsung meriah dan penuh haru, terutama bagi keluarga Irjen (Pol) Nunung Syaifuddin dan Novi Nunung Syaifuddin, orangtua dari Vanindra.
Di usianya yang baru 20 tahun dan sebagai individu dalam spektrum autisme, Jalu menunjukkan sensitivitas dan cara berpikir unik yang terekspresi melalui karya-karyanya. Dalam waktu hanya tiga bulan, ia berhasil menyelesaikan 22 lukisan dengan ragam tema dan gaya bercerita yang kuat.

Sang ayah, Irjen (Pol) Nunung Syaifuddin, mengaku terkejut dengan kemampuan putranya.
“Ini luar biasa. Saya tidak menduga karena mungkin terlalu sibuk bekerja. Ternyata saya punya anak dengan kelebihan yang istimewa,” ujarnya.
Irjen Nunung menambahkan bahwa hubungan dirinya dan Jalu sangat dekat—selalu bersama dalam berbagai aktivitas seperti memancing, berburu, hingga berziarah. Namun, di tengah kedekatan itu tetap tersimpan kejutan besar dari proses kreatif Jalu selama tiga bulan terakhir.
Jalu menghasilkan 22 karya seperti Kata Kaya, Bouraq dan Malaikat, Naga Hijau, Aku, Istana Laut, Upacara Sekolah, Hari Akhir, Cinta Meledak, Bunga Taman Surga, Kun, Kangen, Panen Raya, Jago, Ibuku, Arsy, Ayo Kerja, Gua Hira, dan Eyang Diponegoro. Dari semua karya, lukisan tentang Ibu dan Jago menjadi favoritnya.

“Saat melukis tema ibu, ingat mama karena sayang mama,” kata Jalu.
Sang ibu, Novi Nunung Syaifuddin, juga mengaku tak menyangka dengan potensi yang dimiliki putranya.
“Selama ini hobinya games. Setelah diarahkan melukis, ternyata ada potensi yang besar. Yang penting dia enjoy, tidak dipaksakan,” tutur Novi.
Ia bersyukur Jalu dibimbing oleh Leonardo A. Putong, mentor sekaligus Exhibition Director. Menurutnya, Jalu adalah anak istimewa yang harus diperlakukan dengan cara khusus—ketika dia menikmati prosesnya, hasilnya pun mengalir dengan alami.
Meski sudah menggelar pameran tunggal, keluarga tidak memberi target berlebihan.
“Yang penting dia senang dan semakin percaya diri menghadapi banyak orang,” ujar Novi.
Pemilik Hadiprana Gallery, Puri Hadiprana, turut memberikan apresiasi:
“Lukisannya amazing. Vanindra didukung luar biasa oleh keluarga dan hasil karyanya sangat kuat.”

Kepala Hadiprana Gallery, Johanda, menyebut bahwa kualitas karya Jalu layak berdampingan dengan para seniman besar yang pernah berpameran di sana, seperti Nisan Kristiyanto, Mulyadi W, Widayat, Srihadi Sudarsono, Sunaryo, Jeihan, AD Pirous Ahmad Sadali, Bagong Kussudiardjo, Nyoman Gunarsa, Danarto, hingga Afandi.
Hadiprana Gallery sendiri merupakan galeri seni pertama di Jakarta dan Indonesia, diresmikan oleh Presiden RI pertama, Ir. Sukarno.
Pameran tunggal Adikarya Vanindra berlangsung 23–26 November 2025 di Hadiprana Gallery, Kemang, Jakarta Selatan. Menurut sang mentor, seluruh karya Jalu hanya dipamerkan dan tidak diperjualbelikan. (kintan; praba)