Indonesiasenang-, Festival Film 100% Manusia kembali hadir pada 04–14 September 2025, membawa semangat keberanian kecil yang mampu menumbuhkan gelombang perubahan besar. Memasuki edisi ke-9, festival lintas kota ini mengusung tema “Empowerment” dan menayangkan 59 film dari 27 negara, termasuk 34 film pendek Indonesia yang terpilih dari 184 karya yang dikirimkan melalui Open Call 2025.

Festival yang digelar selama 11 hari ini tak hanya menyoroti film, tetapi juga menyajikan delapan program non-film, dua workshop DIY, dan diskusi-diskusi yang mengundang dialog kritis. Dengan enam venue pemutaran di Jakarta dan Yogyakarta, 100% Manusia kembali mengukuhkan dirinya sebagai ruang inklusif yang menyatukan komunitas lintas generasi, gender, maupun latar belakang budaya.

Festival dibuka dengan film Austria berjudul How To Be Normal and The Oddness of The Other World karya Florian Pochlatko, film yang baru saja diputar di Berlin International Film Festival 2025. Kisahnya berfokus pada Pia, seorang perempuan yang berusaha menata hidup pasca perawatan kesehatan mental, sembari menghadapi stigma masyarakat.

Sementara itu, film penutup tahun ini masih menjadi rahasia. “Film kejutan” tersebut baru akan diumumkan di malam penutupan, sebuah tradisi yang menambah rasa penasaran sekaligus menegaskan identitas festival sebagai ruang eksperimen dan kejutan.

Ditekankan oleh Eka Budianta selaku sastrawan sekaligus Duta Festival 2025, bahwa empowerment berawal dari langkah sederhana. “Pia adalah cerminan betapa langkah kecil bisa berarti besar, sebagaimana festival ini hadir sebagai riak kecil yang tumbuh menjadi gelombang perubahan”, ujarnya.

Sementara itu Sutradara Paul Agusta selaku Duta Festival lainnya, menyebut festival ini bukan sekadar pemutaran film. “100% Manusia Film Festival menayangkan cerita-cerita berani yang jarang ditemui penonton, sekaligus menyediakan ruang aman bagi semua orang. Melalui sinema, kita memperkuat empati, memahami lebih baik apa artinya menjadi 100% manusia”, katanya.

Dukungan datang pula dari pihak internasional. Michael Wislocki, Kuasa Usaha a.i. Kedutaan Austria, menegaskan peran sinema sebagai jembatan antarbangsa. “Meski budaya kita berbeda, kita memiliki kemanusiaan yang sama. Di situlah sinema hadir memperkuat dialog lintas negara”, jelasnya.

Selain pemutaran film, festival menghadirkan program tematik baru seperti 100% It’s OK-Not OK, 100% Rebel With A Cause, hingga 100% Kue Cucur: Tribute to John Badalu. Tahun ini, penonton juga bisa memilih Film Pendek Favorit serta kategori baru Film Pendek Paling Rebel.

Dua workshop Do-It-Yourself (DIY) terbuka gratis untuk public :

1. 100% DIY Sound Design in Films bersama Alex Lane, perancang suara film Intercepted yang meraih banyak penghargaan internasional.

2. 100% DIY Sign Language 101, pengenalan bahasa isyarat bagi semua kalangan.

Tahun ini juga menghadirkan tamu internasional: Azura Nasron (Malaysia), aktivis HAM dan sutradara Hai Anis, serta Alex Lane sendiri.

Ditegaskan oleh Kurnia Dwijayanto selaku Direktur Festival, Kurnia Dwijayanto, bahwa tema “Empowerment” bukan slogan semata, melainkan praktik nyata. “Meski tantangan sosial-ekonomi semakin berat, semangat menciptakan ruang inklusif tidak pernah padam. Empowerment dimulai dari langkah kecil lintas generasi dan komunitas”, katanya.

Menyadari situasi demonstrasi yang tengah berlangsung di Indonesia, festival ini juga menyampaikan empati kepada semua pihak yang terdampak. “Ruang damai dan aman tetap perlu dijaga, dan festival ini ingin menjadi wadah di mana masyarakat dapat berkumpul, berdialog, serta mengekspresikan diri tanpa rasa takut”, imbuh Kurnia Dwijayanto.

Selain Austrian Embassy, IFI, dan Istituto Italiano di Cultura, tahun ini festival menambahkan dua lokasi baru: Grand Sahid Jaya dan Taco Bell Senopati.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, seluruh program terbuka untuk umum secara gratis. Informasi jadwal lengkap, termasuk perubahan yang semula dijadwalkan di Goethe-Institut Indonesien, dapat diakses melalui Instagram @100persenmanusia dan situs resmi www.100persenmanusia.com. (kintan; foto hmmf)